Ahad 08 Mar 2015 21:10 WIB

4 WNI yang Hilang, Pernah Tinggal di Solo

Rep: edy setiyoko/ Red: Damanhuri Zuhri
Turki
Foto: AP
Turki

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang dikabarkan hilang di Turki, beberapa diantaranya pernah tinggal di Kota Solo, Jawa Tengah.

Menurut informasi, mereka tinggal di Jalan Nogogini I No 7, RT 04, RW 01, Kelurahan Gajahan, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo. Persisnya, lokasinya cukup dekat dengan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Kabar yang beredar, dari 16 WNI yang dinyatakan hilang, empat orang diantaranya pernah tinggal di Solo. Mereka tercatat kakak beradik Hafid Umar Babher dan Fauzi Umar. Dua orang lain, Soraiyah dan Hamzah yang merupakan istri dan anak dari Hafid Umar.

''Mereka memiliki hubungan keluarga. Dan, mengontrak sebuah rumah di daerah Kelurahan Gajahan, Pasar Kliwon, Solo,'' tutur Susanto, Kepala Kelurahan Gajahan, Ahad (8/3).

Menurut Susanto, mereka berempat cukup lama di sana. Tidak tinggal menetap. Hanya mengontrak rumah salah seorang warga saja.

Susanto mengungkapkan, beberapa tahun lalu, keluarga tersebut pindah. Namun, kepindahan mereka tidak disertai dengan surat ijin pindahan. Juga tidak melapor ke Kantor Kelurahan Gajahan. ''Lapor Pak RT dan RW saja tidak,'' ujarnya.

Pihak Kantor Kelurahan Gajahan-pun, kata Susanto, tidak mengetahui persis keberadaan mereka berempat. Sehingga, hingga ada informasi WNI yang hilang di Turki dikabarkan pernah tinggal di Solo, juga tidak diketahui beradaannya di mana.

''Setahu kami, tidak ada berkas pengajuan permohonan kepindahan lokasi kontrak. Kami juga tidak tahu, ke mana keluarga ini sekarang tinggal sebelum kejadian tersebut,'' tambah Susanto.

Seperti yang dikabarkan, ke-16 WNI berawal dari pemisahan diri dari rombongan tur yang jumlah keseluruhan 25 orang.

Rombongan yang menggunakan travel bernama Smailing Tour ini berangkat dari Indonesia, 24 Pebruari 2015 dari Jakarta. Mereka berjanji kembali bergabung 26 Pebruari 2015, di Kota Pamukkale, Turki.

Namun, hingga tanggal yang dijanjikan, ke-16 orang itu tak kunjung datang. Pemimpin rombongan menghubunginya, tapi hanya dijawab dengan pesan singkat yang menyatakan tidak akan bergabung seperti semula. Setelah itu, mereka tak dapat dihubungi lagi. Sembilan rombongan lain lebih dulu berpulang ke Indonesia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement