REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Aksi bagi bunga mewarnai peringatan Hari Perempuan sedunia yang dipusatkan di persimpangan lima, Kali Mamuju di ibu kota Provinsi Sulawesi Barat, Ahad (8/3).
Tak kurang dari 500 tangkai bunga dibagikan oleh puluhan peserta aksi kepada para pengguna jalan yang melintasi daerah tersebut. Meski aksi solidaritas ini sempat menghambat para pengguna jalan, namun arus lalu lintas di jalan trans Sulawesi ini tetap berjalan normal tanpa menimbulkan kemacetan.
Aksi diikuti kurang lebih 30 orang yang tergabung dari beberapa organisasi yakni Aliansi Obor Indonesia, Koalisi Perempuan Indonesia, Korps Pererempuan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (Korpri PMII) Mamuju, Kohati Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Mamuju, dan Indonesia beragam.
Selain membagikan tangkai bunga, peserta aksi juga mendesak kepada pemerintah untuk ikut mempercepat pengesahan Undang-Undang tentang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PRT).
Koordinator aksi, Indo Upe menganggap Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 yang saat ini masih diberlakukan tentang ketenagakerjaan, belum mencakup soal perlindungan PRT dan belum mengakui profesi PRT sebagai pekerjaan.
"Tak hanya itu. Kita juga meminta kepada pemerintah agar memperhatikan upah dari PRT," ujarnya.
Sementara itu, Novita dari Korps Perempuan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (Korpri) menganggap keterwakilan perempuan dalam ruang-ruang strategis, baik di eksekutif maupun legislatif, harus mendapat perhatian khusus bagi pemerintah.
"Melalui momentum hari perempuan sedunia ini sudah selayaknya perempuan memperbaiki kualitas diri, agar dapat mengisi 30 persen keterwakilan perempuan," sebutnya.