Senin 09 Mar 2015 15:04 WIB

Kongres KMP Tunggu Nasib Golkar

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Esthi Maharani
Wakil DPR Fahri Hamzah.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Wakil DPR Fahri Hamzah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konflik internal di Parti Golkar berdampak pada agenda politik Koalisi Merah Putih (KMP). Sekertaris KMP, Fahri Hamzah mengatakan, Kongres KMP ditunda karena menunggu kepastian hukum serta nasib partai terbesar dalam koalisi oposan itu.

"Tunggu (konflik) Golkar selesai dulu. Mudah-mudahan cepat selesai," kata Fahri, saat ditemui di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin (9/3).

Dikatakan olehnya, konflik internal partai berlambang Beringin itu masih menyediakan banyak jawaban akhir. Karena itu, ia mengaku belum ingin berkomentar banyak soal partisipasi Golkar dalam KMP saat ini.

Sebelumnya, lima partai pengusung pencapresan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2014 bakal mengadakan kongres bersama. Kongres gabungan itu, menghadirkan lima partai oposan terhadap pemerintah. Antara lain, Partai Golkar, Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mukhtamar Jakarta.

Belum ada kepastian kapan Kongres KMP itu bakal diselenggarakan. Namun yang pasti, agenda politik tersebut bakal diselenggarakan tahun ini. Diungkapkan Fahri, salah satu agenda dalam kongres tersebut, bakal membahas kesepahaman peserta koalisi dalam Pilkada 2015.

Akan tetapi, dikatakan politikus PKS itu, rencana kongres itu masih terganjal. Golkar, dikatakan dia, sebagai partai terbesar dalam koalisi, belum menuntaskan kisruh partainya. Seperti diketahui, Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie ialah Ketua Presidium KMP. Keberadaan ARB dalam KMP, mempengaruhi soliditas peserta koalisi.

Disinggung soal bagaimana nasib Golkar dalam KMP, jika Kemenkumham mensahkan Golkar Munas Ancol, dengan Ketua Umum Agung Laksono?

Fahri mengatakan, pengesahan itu masih bisa dianulir lewat pengadilan.

"Ya kita lihat saja. Kalau p-un disahkan (oleh Kemenkumham), masih ada pengadilan. Pak ARB kan juga menempuh jalur hukum. Kita akan lihat nanti," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement