Selasa 10 Mar 2015 23:00 WIB

Nasihat Buya Syafii untuk Polri dan KPK

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Angga Indrawan
Ahmad Syafii Maarif.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Ahmad Syafii Maarif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisruh KPK dan Polri dinilai memicu adanya upaya kriminalisasi terhadap lembaga tertentu serta individu. Rentetan kasus yang dinilai merupakan bentuk dari kriminalisasi pun mulai bermunculan, salah satunya, somasi yang dilakukan terhadap Komnas HAM.

Ketua Tim Sembilan Syafii Maarif menilai, untuk menyelesaikan kasus antara KPK dengan Polri serta menghentikan upaya kriminalisasi, kedua lembaga tersebut diminta untuk saling mengendalikan diri. Selain itu, mereka juga diminta untuk saling menghormati satu sama lain.

"Yang menghebohkan ini sebenarnya bisa gampang diselesaikan asal KPK-Polisi sama-sama ngerem diri dan menghormati satu sama lain," kata pria yang akrab dipanggil Buya itu usai melakukan konferensi pers bersama Wapres Jusuf Kalla di kantor Wapres, Jakarta, Selasa (10/3).

Ia pun meminta baik institusi KPK dan Polri untuk saling melakukan introspeksi diri. Sebab, kata dia, bangsa ini saat ini sudah sangat payah. "Kita harus lakukan introspeksi, ya KPK, ya polisi, ya tentara, semua kita ini," kata Syafii.

Selain itu, Buya juga mengutip perkataan Gus Dur yang mengatakan hanya terdapat tiga polisi yang jujur, yakni patung polisi, polisi tidur, serta Hoegeng. Dalam pertemuan itu, Buya juga menyoroti terkait kesejahteraan polisi.

Menurut Syafii, gaji anggota kepolisian saat ini masih kurang. Oleh karena itu, ia pun menyarankan agar gaji anggota kepolisian dinaikkan sehingga para anggota polisi tak melakukan tindakan yang bertentangan dengan aturan.

"Kalau perlu dinaikkan gajinya lebih tinggi supaya ndak macam-macam lagi. Ndak ngutip sini, ngutip sana," kata Buya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement