REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina akan menurunkan suku bunga jika inflasi turun di bawah satu persen.
Penasihat Bank Sentral Cina, Qian Yingyi mengatakan, pembuat kebijakan masih perlu memantau data inflasi Maret dan April ini untuk menentukan apakah deflasi makin dalam.
Setelah menetapkan suku bunga ke level terendah untuk ke dua kalinya pada November lalu dan memangkas peredaran uang di perbankan, para investor menduga Cina kembali akan melonggarkan kebijakan moneternya dalam beberapa bulan ke depan.
Pria yang juga profesor ekonomi di Tsinghua University ini mengungkapkan kebijakan ekonomi Pemerintah Cina saat ini sangat bergantung pada tingkat inflasi.
"Banyak analis percaya tekanan deflasi akan berlanjut. Jika benar, saya tidak akan kaget jika bank sentral menurunkan suku bunga," kata Qian seperti dikutip Reuters, Rabu (11/3).
Inflasi konsumsi tahunan Cina turun 0,8 persen pada Februari menjadi 1,4 persen. Kenaikan sesaat bisa terjadi saat Tahun Baru.
"Ini bukan soal level statis inflasi, tapi arahan yang jelas," kata Qian.
Ia mengatakan otoritas akan nyaman dengan inflasi antara satu hingga dua persen di tengah kondisi saat ini. Meski pemerintah sendiri menargetkan inflasi tiga persen pada 2015.
Inflasi diatas dua persen memang agak sedikit mengkhawatirkan, walau inflasi di bawah satu persen juga hanya menyeret Cina pada deflasi.