Kamis 12 Mar 2015 15:12 WIB

Wapres: Tidak Mudah Terobos Suriah

  Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Wapres Jusuf Kalla (kanan) sebelum rapat terbatas kabinet di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (5/3).   (Antara/Andika Wahyu)
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Wapres Jusuf Kalla (kanan) sebelum rapat terbatas kabinet di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (5/3). (Antara/Andika Wahyu)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan mustahil bagi warga yang ingin memasuki wilayah Suriah secara ilegal melalui Turki, seperti kasus 16 WNI yang semula dikabarkan hilang, apalagi dengan membawa rombongan keluarga.

Hal itu disampaikan menanggapi pemberitaan 16 warga Negara Indonesia, yang beberapa waktu lalu dikabarkan hilang di Turki, dan saat ini ditahan di negara tersebut karena mencoba memasuki Suriah.

"Tapi mana mungkin dia menerobos dengan anak kecil dan punya istri juga, tidak mudah," kata Wapres, Kamis (12/3)

Terkait dugaan sebab hilangnya WNI tersebut karena tergabung dengan kelompok "Islamic State of Iraq and Syria" (ISIS), Wapres mengatakan Pemerintah Indonesia dengan tegas menolak gerakan itu.

"Kalau ISIS, tentu kita tidak mendukung orang-orang Indonesia ikut ke gerakan tersebut. Karena itu tidak sesuai dengan prinsip-prinsip negara kita, agama dan sebagainya," ujarnya.

Sebelumnya dikabarkan 16 orang WNI hilang kontak dengan rombongan wisata yang tiba di Bandara Ataturk, Istanbul, pada 24 Februari lalu. Mereka seharusnya berkumpul kembali dengan delapan anggota tur kelompok lainnya pada 26 Februari untuk melanjutkan perjalanan.

Namun, ketika dihubungi, salah satu dari 16 orang itu meminta rombongan untuk meneruskan perjalanan tur tersebut tanpa mereka. Sejak saat itu, ke-16 orang WNI tersebut tidak dapat dihubungi. Kemudian pada 28 Februari, Konsulat Jenderal RI di Istanbul menerima laporan mengenai hilangnya WNI itu. Pada 3 Maret, yang seharusnya menjadi jadwal kepulangan ke Indonesia, mereka juga tidak muncul di Bandara.

Perkembangan terbaru, Kamis waktu setempat, aparat keamanan Turki telah menahan ke-16 WNI tersebut karena mencoba menyeberang ke Suriah tanpa menggunakan dokumen-dokumen yang resmi.

"Sebanyak 16 orang tersebut saat ini ditahan di pusat penahanan. Kami mendapat informasi bahwa Kedutaan Besar Indonesia di Ankara telah berkomunikasi dengan mereka," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki Tanju Bilgic.

Rute yang ditempuh rombongan keluarga tersebut ke Suriah biasanya digunakan para simpatisan ISIS. Namun Pemerintah Turki belum dapat memastikan apakah ke-16 WNI itu hendak bergabung dengan ISIS.

Pascapenahanan tersebut, Pemerintah Turki kemudian memutuskan untuk menutup dua pintu perbatasan ke Suriah. Petugas bea cukai mengonfirmasi penutupan akses di pintu perbatasan Oncupinar dan Cilvegozu yang mengakibatkan kendaraan dan warga dilarang melintas dari dan menuju Suriah.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement