Senin 16 Mar 2015 16:16 WIB

Kalau Golkar Keluar, KMP Hanya Tinggal Kenangan

Rep: C26/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh, (kedua kanan) menerima kedatangan Ketua Umum DPP Partai Golkar usai pengesahan Menkumham, Agung Laksono (kedua kiri) saat tiba di DPP Partai Nasdem, Jakarta, Rabu (11/3).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh, (kedua kanan) menerima kedatangan Ketua Umum DPP Partai Golkar usai pengesahan Menkumham, Agung Laksono (kedua kiri) saat tiba di DPP Partai Nasdem, Jakarta, Rabu (11/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koalisi Merah Putih (KMP) terancam bubar setelah dua partai pengusungnya mewacanakan memisahkan diri dan berbalik mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo. Menanggapi hal tersebut,Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indria Samego mengatakan jika itu terjadi maka KMP hanya tinggal kenangan.

"Kalau itu terjadi memang KMP tinggal kenangan, tetapi masalahnya mungkin itu baru wacana saja," ujarnya kepada ROL, Senin (16/3).

Menurutnya, dua partai tersebut belum pasti melepaskan diri dari KMP. Ia beranggapan masih kecil kemungkinan keduanya keluar dari koalisi oposisi pemerintahan tersebut. Jumlah pendukung KMP dari masing-masing partai dirasanya masih cukup mendominasi.

Seperti ia mencontohkan Partai Golkar dimana sebagian besar anggota dewan masih pro Aburizal Bakrie yang juga koordinator KMP. Jadi kemungkinan berpisah masih belum kuat karena jumlah pro Agung Laksono masih belum cukup signifikan. Kalau kubu pro pemerintahan di dalam partai maka patut diduga KMP akan kempes kehilangan anggotanya.

Partai Golkar kubu Agung sebelumnya menyatakan akan pro pemerintahan Jokowi dan bergabung dengan KIH. Kemudian menyusul selanjutnya Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kubu Djan Faridz yang kabarnya juga akan keluar dari KMP dan menjadi pengusung pro pemerintahan.

Kabar dua partai yang tengah berpolemik ini tak ayal memunculkan dugaan KMP yang didukung keduanya terancam bubar. Namun, putusan keduanya masih belum dipastikan karena prahara dua ketua umum di masing-masig partai menyebabkan keputusan tidak menjadi satu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement