REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi VIII DPR, Saleh Partaonan Daulay mengimbau kepada media massa agar pemberitaan tentang keberadaan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tidak menyinggung umat beragama di Indonesia. Menurut Saleh, terdapat beberapa media yang mengilustrasikan gerakan ISIS identik dengan Islam.
Padahal, menurutnya, ISIS murni gerakan politik yang menggunakan terminologi dan simbol-simbol Islam dalam memperluas kekuasaan dan jaringannya.
"Banyak mereka umat Muslim keberatan bila ISIS diidentikan dengan Islam. Mereka meminta ilustrasi pemberitaan tentang ISIS tidak dikaitkan dengan Islam dan umat Islam di Indonesia," kata Saleh Partaonan Daulay, Selasa (17/3).
Menurut Saleh, keberatan sebagian masyarakat terhadap pemberitaan tentang ISIS yang mengidentikan dengan Islam di Indonesia cukup beralasan. Sebab kata dia, mayoritas umat Islam Indonesia menolak paham dan ideologi ISIS.
"PBNU, PP Muhammadiyah dan ormas-ormas Islam besar lainnya telah menyatakan menolak ISIS dan secara aktif mengingatkan anggotanya agar tidak terpengaruh," tuturnya.
Walaupun tampaknya sederhana mengenai cara media memberitakan isu seputar ISIS, tetapi Saleh berpendapat hal tersebut sangat penting untuk diperhatikan. Apalagi, sambungnya, saat ini pemberitaan mengenai ISIS mendapat proporsi yang cukup besar.
"Jangan sampai niat baik media justru disalah tafsirkan oleh masyarakat," ujarnya.