Kamis 19 Mar 2015 22:55 WIB

Kedelai Naik, Perajin Tempe Babak Belur

Kedelai, bahan baku pembuatan tempe.
Foto: dok Republika
Kedelai, bahan baku pembuatan tempe.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Pelaku usaha mikro pembuatan tahu dan tempe di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau mengeluhkan kenaikan harga kedelai dalam sepekan terakhir. Kenaikan harga kedelai diyakini akibat pelemahan rupiah terhadap dolar AS.

Dani (47 tahun), seorang pelaku usaha pembuatan tahu di Jalan Harapan Raya, Pekanbaru, Kamis (18/2), mengaku terpaksa mengeluarkan modal lebih besar, sekitar 22 persen dari biasanya untuk mendapatkan bahan baku kedelai. "Dulu harga kedelai masih Rp 9.000 per kilogram, kini sudah naik mecapai Rp 11 ribu per kilogram. Kenaikan sebesar 22 persen lebih itu, tentunya sangat memberatkan kami sebagai pengrajin tahu karena kami harus keluarkan modal lebih banyak," ucapnya.

Hingga kini ia memasarkan tahu dengan harga normal seperti biasa yakni sebesar Rp 500 per potong. Ia mengaku takut ditinggalkan konsumen atau pelanggan jika menaikkan harga.

Jika harga bahan baku kedelai terus-terusan cederung naik, ia mengaku tidak mungkin menanggung biaya yang semakin besar. Sementara keutungan yang di dapat semakin tergerus karena merugikan pihaknya sebagai pelaku usaha penghasil tahu.

"Kalau harga kedelai masih tetap tinggi seperti sekarang, maka dalam waktu dekat kami akan menaikan harga jual tahu. Itu dilakukan karena kami sudah tidak punya pilihan lagi dan supaya dapat terus bertahan, meski keuntungan sedikit," terangnya.

Sumarni (40), pengrajin tempe di Kelurahan Rejosari, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru mengeluarkan keluhan serupa. Dia mengatakan, sejak harga kacang kedelai cenderung terus-terusan naik, maka pihaknya jadi kewalahan untuk mencari tambahan modal guna membeli bahan baku.

Ia sangat berharap pemerintah bisa dapat secepatnya menurunkan harga kacang kedelai seperti semula. Sebab kalau tidak, para pengrajin tempe terancam akan gurung tikar karena tingginya harga bahan baku yang di impor dari Amerika Serikat tersebut. "Kami ini cuma pengusaha mikro yang bermodalkan pas-pasan. Mau usaha apalagi yang dapat kami lakukan dengan modal terbatas," tuturnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement