REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Kalangan pengrajin tahu dan tempe di Aceh mengeluhkan naiknya harga kedelai sebagai sebagai bahan baku makanan tradisional tersebut di masa pandemi COVID-19. Sekretaris Asosiasi Tahu Tempe Aceh Mulizar di Banda Aceh, Kamis (1/10), mengatakan, harga kedelai sekarang mencapai Rp8.000 per kilogram sebelumnya berkisar Rp 6.700 - Rp 6.800 per kilogram.
"Kenaikan harga kedelai ini sudah berlangsung sejak enam bulan terakhir. Kedelai yang digunakan pengrajin tahu umum barang impor," kata Mulizar.
Selain harga kedelai terus meningkat, kalangan pengrajin juga sulit mendapatkan bahan baku tersebut. Pasokan keledai impor kepada pengrajin sering tersendat. Dengan kondisi harga kedelai yang melonjak serta sulit mendapatkan pasokan bahan baku, kalangan pengrajin tahu terpaksa mengurangi produksi dari biasanya 500 hingga 650 kilogram, kini antara 200 hingga 250 kilogram.
"Kendati harga kedelai melonjak, namun harga jual tahu tidak mengalami kenaikan. Harga tahu per papan Rp 33 ribu untuk kalangan pengecer dan Rp 40 ribu untuk konsumen," katanya.
Menurut dia, harga jual tahu tersebut sudah bertahan sejak setahun terakhir. Pengrajin tidak menaikkan harga karena permintaan terus menurun.
"Permintaan tahu terus menurun. Kami juga tidak tahu lagi bagaimana solusinya. Hanya saja, kami terus berupaya bertahan dalam kondisi seperti ini," kata Mulizar.