Ahad 22 Mar 2015 13:08 WIB

Terlahir di Tengah Badai Pam, Banyak Bayi Bernama Pam dan Pamela

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID. VANUATU -- Pam dan Pamela tiba-tiba menjadi nama populer bagi bayi yang baru terlahir di Vanuatu, sejak negara itu dilanda Badai Pam, Jumat (13/3) lalu.

Lembaga amal lokal yang menyediakan ambulans ‘Promedical’ telah terlibat dengan proses kelahiran dua bayi yang bernama ‘Pam’ dalam beberapa hari terakhir. Relawan paramedis Australia, Charlotte Gillon, mengatakan, masih ada bayi lainnya yang bernama seperti itu.

Charlotte membantu proses persalinan bayi mungil Trisha Ronald di ambulans, setelah membantu persalinan bayi lain yang diberi nama Pamela. "Tepat sebelum kami mendapat panggilan untuk membantu Trisha, kami menjemput bayi ... di luar kota dan ia sudah dinamai Pamela, jadi kami membawanya ke rumah sakit dan kemudian kami mendapat panggilan ini," ceritanya baru-baru ini.

Trisha memutuskan untuk memberi nama bayinya ‘Charlotte Pam’, untuk mengenang tim medis yang membantunya dan untuk Badai Pam yang menerjang Vanuatu.

Charlotte, sang paramedic muda, yang telah berada di Vanuatu selama dua tahun di bawah program ‘Volunteers International’ Australia, mengatakan, ini adalah kehormatan besar baginya, dan kabar gembira di tengah periode yang menantang.

"Luar biasa untuk melakukan pekerjaan seperti ini pada saat seperti ini, ketika bangsa ini bergulat dengan bencana nasional dan membantu persalinan bayi perempuan yang terlahir sehat adalah pekerjaan yang luar biasa," akunya.

‘Promedical’ adalah layanan ambulans non-profit yang bertahan melalui sumbangan dan anggota. Pada hari-hari setelah badai, dengan komunikasi intensif, manajer lembaga ini, Michael Benjamin, dan stafnya, pergi berkeliling mencari orang-orang yang membutuhkan bantuan.

Ia mengatakan, respon masyarakat terhadap badai tersebut telah menginspirasi.

"Warga di sini benar-benar menakjubkan. Saya tak percaya jumlah pekerjaan yang dilakukan warga lokal ini dan betapa cepat mereka membersihkan jalan dan memulihkan listrik serta air. Benar-benar cukup mengesankan," utaranya.

Karena adanya permintaan setelah badai, ‘Promedical’ membuat sebuah halaman penggalangan dana sehingga dapat terus memberikan pelayanan yang efektif.

Sementara itu, satu minggu berlalu dari serangan Badai Pam, masyarakat di Vanuatu berada di ambang kelangkaan makanan dan air, karena lembaga donor dan pemerintah daerah bergulat dengan upaya pemenuhan kebutuhan yang besar.

Pemerintah Vanuatu memperkirakan, lebih dari 100 ribu orang telah kehilangan tempat tinggal karena badai, dan belum semua korban terbantu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement