Ahad 22 Mar 2015 19:11 WIB

TNI: Tak Ada Operasi dan Latgab dengan AS

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Bilal Ramadhan
Panglima TNI Jenderal Moeldoko melihat barang bukti black dolar AS.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko melihat barang bukti black dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Belum ada operasi yang sifatnya gabungan antara TNI dengan Militer AS terkait pemberantasan kelompok terorisme ISIS. Operasi gabungan atau bentuk kerjasama yang lain antara TNI dengan Militer AS terkait ISIS sifatnya hanya insidental.

Hal ini disampaikan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI, Mayjen TNI Fuad Basya. Menurutnya, bentuk kerjasama yang dilakukan secara konkret antara TNI dan Militer AS, baik itu lewat operasi gabungan ataupun latihan bersama, belum akan segera dilakukan.

Kerjasama untuk memerangi ISIS itu merupakan bentuk sikap TNI dalam melihat kondisi persebaran dan perkembangan ISIS saat ini. Kerjasama itu pun bentuknya hanya insidentil atau sesuai dengan perkembangan lingkungan strategis saja. ''Sifat kerjasama itu insidentil saja,'' kata Fuad saat dihubungi Republika, Ahad (22/3).

Lebih lanjut, Fuad menambahkan, untuk saat ini ISIS di Indonesia masih dalam skala ancaman potensial. Belum menjadi ancaman faktual seperti yang terjadi di kawasan Timur Tengah dan Arab. Karena itu, saat ini TNI masih mengerahkan upaya-upaya intelijen dan teritorial dalam menangani masalah ISIS di Indonesia.

Upaya intelijen dilakukan untuk melakukan monitoring dan melakukan pemantauan wilayah-wilayah atau adanya pergerakan dan penyebaran paham ISIS di sejumlah wilayah. Sedangkan, upaya teritorial adalah melakukan pembinaan terhadap warga masyarakat yang sudah terbukti dan diduga kuat menjadi simpatisan ISIS.

''Kami mencegah agar ISIS tidak menjadi ancaman faktual. Kalau sudah masuk (ancaman faktual ISIS), makan baru akan dipukul dengan pasukan tempur,'' lanjut Fuad.

Terkait kerjasama dengan Amerika Serikat, Fuad menjelaskan, selama ini memang sudah terjalin kerjasama yang baik antara TNI dengan militer AS. Kerjasama ini berupa latihan intelijen dan latihan operasi. Fuad pun membantah, jika nantinya ada pasukan TNI yang dikirim langsung ke Timur Tengah guna secara langsung memerangi ISIS.

Maklum, saat ini AS dengan sekutunya memang tengah melakukan serangan dan melakukan operasi militer untuk menumpas ISIS, baik di wilayah Suriah ataupun Irak. ''Tidak ada pengiriman pasukan, karena Indonesia menganut kebijakan luar negeri bebas aktif dan menjunjung tinggi perdamaian dunia,'' tutur perwira bintang dua TNI AD itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement