Rabu 25 Mar 2015 11:59 WIB

Sembilan Manfaat BBN bagi Perekonomian Indonesia

Rep: C85/ Red: Ilham
Penguji menguji bahan bakar nabati bioetanol yang dibuat dari bahan-bahan alternatif seperti klobot jagung, sekam padi, ilalang, tebu dan jerami.
Foto: Antara/Syaiful Arif
Penguji menguji bahan bakar nabati bioetanol yang dibuat dari bahan-bahan alternatif seperti klobot jagung, sekam padi, ilalang, tebu dan jerami.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mulai 1 April 2015 mendatang, pemerintah secara resmi memberlakukan mandatory pemanfaatan bahan bakar nabati (BBN) sebesar 15 persen pada solar. Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral, Sudirman Said mengatakan, penggunaan 15 persen BBN (B15) dalam negeri akan mengurangi beban impor BBM hingga Rp 1,6 miliar rupiah. Lantas apa lagi manfaat BBN bagi perekonomian?

Kementerian ESDM merilis 9 manfaat BBN dalam mendongkrak per perekonomian. Berikut kesembilan manfaatnya:

1. Penghematan devisa dan pengurangan ketergantungan terhadap BBM (fosil). B15 bisa menghemat devisa hingga Rp 2,54 miliar dolar AS atau Rp 31,71 triliun di saat B10 menghemat Rp 20,4 triliun.

2. Peningkatan nilai tambah industri hilir kelapa sawit atau CPO untuk dijadikan biodiesel. Peningkatan produksi CPO bisa mencapai Rp 10,9 triliun.