Rabu 25 Mar 2015 16:44 WIB

ObamaTunda Penarikan Pasukannya dari Afghanistan

Rep: Gita Amanda/ Red: Ilham
Pasukan NATO di Afghanistan
Pasukan NATO di Afghanistan

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat, Barack Obama mengatakan, Washington mengabulkan permintaan Kabul untuk memperlambat penarikan pasukannya dari negara tersebut. Ia memutuskan untuk mempertahankan 9.800 personelnya hingga akhir 2015, namun tetap berpegangan pada rencana penarikan pada 2017.

"Itu keputusan saya sebagai panglima tertinggi, masuk akal bagi kita untuk memberi tambahan waktu beberapa bulan membantu hal-hal seperti logistik. Tapi tanggal penarikan kami tak akan berubah," kata Obama pada Selasa (24/3), saat menggelar konferensi pers bersama dengan Presiden Afghanistan AShraf Ghani di Gedung Putih.

Seperti dilansir Aljazeerah Rabu (25/3), Obama mengatakan pasukan AS akan tetap berada di Afghanistan untuk memberikan pelatihan dan membantu pasukan negara tersebut. Langkah ini dilakukan karena pasukan Afghanistan mengambil alih tanggung jawab untuk memerangi Taliban dan pemberontak lainnya pada awal tahun ini.

Presiden AS mengatakan, langkah pengurangan pasukan akan dimulai pada 2016. Awalnya, AS akan mengurangi sekitar setengah dari jumlah pasukan mereka di Afghanistan saat ini, pada akhir 2015. Namun para pejabat AS mengatakan, hubungan yang lebih baik dengan para pemimpin Afghanistan membuat mereka merevisi rencana tersebut.

Gedung Putih mengatakan, kunjungan Ghani ke AS menandai sebuah babak baru dalam hubungan AS-Afghanistan. Sebelumnya ketegangan terjadi antara Obama dan mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai.

Ghani telah berulang kali menyatakan terima kasihnya pada militer AS. Di Gedung Putih, Ghani sempat bertemu dengan janda dari Mayor Jenderal Harold Greene yang tewas setelah 13 tahun bertempur di Afghanistan.

"Sebanyak 2.215 (tentara) Amerika yang tewas, tak harus mati sia-sia. Mereka harus meninggalkan warisan berupa Afghanistan yang stabil," kata Ghani.

Beberapa anggota parlemen AS juga menyerukan penundaan penarikan pasukan. Perwakilan senat dari Republik Mac Thornberry mengatakan, keputusan yang diumumkan pada Selasa oleh Obama sudah tepat.

"Irak telah menunjukkan kepada kita konsekuensi karena meninggalkan sekutu dalam keadaan rapuh terlalu dini. Intinya keamanan kita sendiri yang dipertaruhkan," ungkap Thornberry.

Hal senada diungkapkan Ketua Parlemen AS John Boehner mengatakan, AS tak bisa membiarkan kelompok militan seperti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) meningkat di Afghanistan. Ia mengkritik rencana awal Obama untuk melakukan penarikan lebih cepat.

Sambutan Kongres pada Ghani sangat kontras dengan apa yang terjadi dengan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu. Saat Netanyahu datang menyampaikan pidatonya, banyak anggota Demokrat yang tak hadir. 

Sebelum bertemu Obama, Ghani telah lebih dulu bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Menteri Pertahanan Ash Carter. Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan, bahwa AS akan mendanai pasukan keamanan Afghanistan setidaknya hingga 2017.

sumber : Reuters/AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement