Kamis 26 Mar 2015 09:10 WIB

ISIS di Indonesia Belum Jadi Ancaman Riil

Rep: Agus Raharjo/ Red: Ilham
Personil Densus 88 Antiteror Mabes Polri  mengawal petugas yang membawa barang bukti usai melakukan penggeledahan di kediaman Tuah Febriwansyah   yang diduga terlibat dalam jaringan ISIS di Setu, Tangerang Selatan, Banten, Ahad (22/3).
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Personil Densus 88 Antiteror Mabes Polri mengawal petugas yang membawa barang bukti usai melakukan penggeledahan di kediaman Tuah Febriwansyah yang diduga terlibat dalam jaringan ISIS di Setu, Tangerang Selatan, Banten, Ahad (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat intelejen, Soeripto menegaskan, keberadaan kelompok ISIS di Indonesia belum menjadi ancaman riil bagi negara. Keberadaan jaringan ISIS hanyalah sebagai ancaman potensial.

"Itu baru ancaman potensial, belum ancaman riil," kata dia di Jakarta, Rabu (25/3) kemarin.

Menurut Soeripto, ditemukannya jaringan ISIS di Indonesia karena ada sekelompok masyarakat yang berangkat ke Timur Tengah untuk bergabung. Jadi, belum tentu itu akan membahayakan Indonesia. Sebab, belum pasti mereka yang berangkat juga akan kembali ke Indonesia. Potensi ancaman terhadap Indonesia kalau mereka melancarkan aksinya di Indonesia.

"Jadi kita harus kritis terhadap isu keberadaan ISIS maupun gerakan radikalisme di Indonesia," kata dia.

Menurutnya, ada beberapa latar belakang yang membuat sebagian kecil masyarakat di Indonesia ingin bergabung dengan ISIS. Paling awal adalah adanya aspirasi dari mereka yang ingin mendirikan negara Islam. Mereka merasa ada wadah. Selain itu juga ada motif ekonomi sehingga sebagian kecil masyarakat yang bergabung tertarik berangkat ke Timur Tengah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement