REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Tantangan banyak dihadapi para dai di daerah pedalaman. Kondisi demikian tidak membuat mereka mundur untuk mendapatkan ridho Allah SWT
“Dai ini berkerja hanya dengan visi misi anittum haritsun alaikum yang menginginkan keselamatan dan kebahagiaan tunduk kepada Allah,”kata Ustadz M. Zaaf Fadlan Rabbani Al-Gharamatan, akhir pekan lalu.
Dia menyampaikan bahwa dai yang berada di daerah pedalaman menjadi ujung tombak dakwah di Indonesia. Meskipun, ada kesulitan kondisi di wilayah tersebut serta secara ekonomi dapat dikatakan tidak layak.
Namun, menurut Fadlan, seorang dai memiliki pemikiran dan tujuan mengantar umat manusia untuk menjaga tauhid, memelihara akidah, dan merawat iman. Sehingga kesulitan tadi dianggap bukan jadi hambatan.
“Justru, hal itu untuk menjadi sebuah prestasi dakwah yang harus dijaga, dirawat, serta dilestarikan,” ujarnya.
Sehingga dakwah dapat hidup dan justru dengan keadaan seperti itulah keadaan masyarakat di pedalaman jauh lebih cerdas karena tidak terimplikasi dengan informasi lainnya.
“Dari pemerintah, mohon maaf, kita tidak berharap banyak apa yang ada pada pemerintah karena kita bekerja karena Allah SWT dan Muhammad SAW. Apa yang kita hadapi di pedalaman itu adalah rahmat,”ungkap pendiri lembaga dakwah Al Fatih Kaafah Nusantara (AFKN) ini.