REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kesal dengan pernyataan yang disampaikan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi, yang menyamakannya dengan pedagang di Glodok. Ahok menilai apa yang disampaikan oleh Ketua DPRD DKI Jakarta bernada rasis.
Pernyataan itu disampaikan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi pada Senin (23/3) kemarin. Pria yang akrab disapa Pras itu mengatakan Ahok mirip seperti pedagang di Pasar Glodok yang sering membeli tanpa berpikir. Padahal, kata Prasetyo, Gubernur seharusnya menjadi mitra bagi DPRD.
Pernyataan dari Pras, membuat Ahok kesal. Ia pun mempertanyakan alasan sang Ketua DPRD DKI Jakarta yang menghubungkan dirinya dengan pedagang Glodok.
"Si Pras itu enggak rasis apa bilang saya pedagang Glodok?, Saya bukan pedagang Glodok bos. Saya gak pernah dagang dari dulu saya orang tambang," tegasnya di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis (26/3).
Selain itu, Ahok juga menyayangkan latar belakang Prasetyo yang berasal dari partai berideologi nasionalis yakni PDI Perjuangan, namun pernyataannya ternyata bernada rasis.
"Partai nasionalis tapi kelakuannya rasis, itu ada undang-undang dan bisa dihukum loh," ujar mantan Bupati Belitung Timur ini.
Menurutnya, seharusnya Badan Kehormatan (BK) DPRD mulai turun tangan memproses anggota-anggotanya yang sering berkata kasar. Ahok menambahkan, bukan kali ini saja ia dibully anggota dewan.
Dalam rapat mediasi antara DPRD dan Pemprov DKI yang dilaksanakan Kemendagri beberapa waktu lalu, anggota DPRD sempat melontarkan kata-kata kasar kepadanya.
"Saya cuma ngomong bahasa toilet kemarin di TV. Dia lebih kasar bilang saya anjing, bilang saya Cina, bilang saya goblok. Kok badan kehormatan enggak memproses?," tandasnya.