Jumat 27 Mar 2015 10:07 WIB

Pengamat: Konflik Golkar Jangan Sampai Melebar ke Daerah

Red: Bilal Ramadhan
Partai Golkar kepengurusan Agung Laksono.
Foto: Antara
Partai Golkar kepengurusan Agung Laksono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago, menyatakan konflik elite Partai Golkar jangan sampai melebar hingga ke tingkat DPD I dan DPD II, karena bisa membahayakan keutuhan partai tersebut.

"Kisruh elite Golkar jangan sampai melibatkan pengurus DPD tingkat I dan II Golkar masuk pada pusaran konflik ini," kata Pangi, di Jakarta, Jumat (27/3).

Dia menegaskan sangat berbahaya adanya upaya elite Golkar membenturkan antara loyalis Aburizal Bakrie dengan loyalis Agung Laksono di daerah. Menurut dia, saat ini yang terjadi adalah konflik elite pusat, sehingga jangan sampai menyeret arus elite Golkar di daerah lalu menjadi korban dari polemik di tingkat pusat.

Pangi juga menyatakan, berbahaya kalau kubu Agung Laksono ada upaya "membuang" dan plt-kan loyalis kubu Ical dan begitu juga sebaliknya. "Kalau ini terjadi, bukan tidak mungkin akan muncul arus gelombang balik dan perlawanan dari pengurus DPD I dan DPD II terhadap pengurus pusat," ujarnya.

Menurut dia, kubu Agung harus berhati-hati, karena aksi koboi saling membuang kader Golkar potensial di daerah bisa memunculkan gelombang mosi tidak percaya terhadap kepengurusan Agung Laksono. Dia menyatakan gaya politik saling memecat dan menyingkirkan tidak baik dipertahankan, dan seharusnya diyakini tidak akan menyelesaikan persoalan namun justru semakin memperkeruh kondisi di Golkar.

"Bagaimana pun DPD golkar di daerah itu adalah kaki dan tangan yang harus dijaga dan dipelihara, bukan dibuang, dimusuhi atau dijadikan lawan politik oleh DPP Golkar," katanya lagi.

Menurut dia, apabila nanti Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) sudah memutuskan membatalkan tuntutan Ical, maka pengurus DPD Golkar di daerah secara otomatis mendukung kepengurusan Agung Laksono.

Dia menyarankan lebih baik kubu Agung menahan diri dulu untuk tidak merotasi, menyingkirkan dan merombak kepengurusan DPD Golkar daerah dan berniat 'membuang' loyalis Ical. "Saya yakin kalau peristiwa saling menyingkirkan benar-benar terjadi, secara tak langsung mempertinggi tempat jatuh kubu Agung Laksono," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement