REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Sebagai kota yang memiliki julukan ‘Serambi Madinah’, Provinsi Banten perlu membenahi diri terutama pada kasus narkotika. Seperti yang terjadi pada 2005 silam,saat pabrik ekstasi terbesar ditemukan berada di Serang, Banten. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan dalam mengungkapkan kasus narkotika yang terjadi di Banten.
Menurut Kasat Resnarkotika Polres Serang AKP Abdul Mafahir, target pengungkapan kasus narkotika mengalami peningkatan. “Pada 2014, kami ditargetkan untuk mengungkap sembilan kasus, dan alhamdulillah kami sudah mengungkapkan 26 kasus. Untuk tahun ini, kami ditargetkan untuk mengungkap 16 kasus,” ujarnya, saat menerima rombongan dari Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Bandung, Jumat (27/3).
Sejauh ini, dikatakan Abdul, telah ditemukan pelanggaran narkotika sebanyak enam kasus, dan satu kasus mengenai undang-undang kesehatan No.36 tahun 2009. “Seperti penjualan obat tanpa izin resep,” ucapny..
Abdul menuturkan, di Serang, jenis narkotika yang paling banyak ditemui yakni ganja. Pada 2014 silam, sebanyak 86 kilogram ganja disita polres Serang. “Itu kami temukan di kontrakan dekat Aula Balai Pelestarian Cagar Budaya Serang,” katanya. Sedangkan, kasus yang terbaru pada Maret ini, dikatakan Abdul, polres Serang telah menemukan ½ kilogram ganja dan sabu-sabu seberat tiga gram.
Menanggapi persoalan hukuman mati bagi para pelaku narkoba, Abdul menuturkan, sangat setuju bila hukuman tersebut diberlakukan. “Namun, kita harus ceramat melihatnya, apakah dia pengedar, pecandu, atau korban. Kalau dia pengedar, pantas mendapatkan hukuman mati,” ujarnya. Sebab, menurut Abdul, seperti yang tercantum pada UU nomor 35 tahun 2009 pasal 54, 55, dan 103 tentang narkotika yang menyatakan bahwa setiap pecandu Narkotika dan Korban Peyalahgunaan Narkotika wajib menjalani rehabilitasi.
Untuk menekan jumlah kasus narkotika yang terjadi di Serang, Abdul menjelaskan, pihak polres Serang telah melakukan beberapa langkah prefentif, seperti melakukan penyuluhan ke sekolah-sekolah. “Siapa saja bisa terjerat narkoba. Tahun kemarin, anggota saya tertangkap lagi nyabu,” ucapnya.
Oleh karena itu, Abdul berharap, masyarakat juga berperan untuk melawan narkoba. “Kalau hanya kami yang bergerak, ya masalah ini tidak akan pernah teratasi,” paparnya.