REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Moeldoko telah mengintruksikan personel TNI untuk terus melakukan pengejaran dan menangkap pelaku penculikan dan pembunuhan dua anggota Kodim 0103/ Aceh Utara.
Hingga saat ini, Moeldoko mengaku, pihaknya masih mencoba mengidentifikasi pelaku penculikan dan penembakan dua anggota TNI di wilayah Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara, tersebut. Untuk itu, TNI akan selalu bekerjasama dengan Polri untuk bisa mengejar pelaku.
''Hingga saat ini, kami terus bekerjasama dengan kepolisian. Tapi perintah saya jelas, cari (pelakunya) sampai ketemu,'' katanya di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (30/3).
Terkait adanya keterlibatan mantan anggota GAM dari aksi tersebut, Moeldoko menyebut, tidak menutup kemungkinan hal itu bisa terjadi. Pelaku, menurut Panglima TNI, bisa saja adalah sempalan mantan anggota GAM yang mencoba menarik perhatian dengan melakukan aksi tersebut.
''Ya itu, mungkin ada sempalan lama (mantan anggota GAM) yang masih ingin merasa eksis,'' ujar mantan KSAD itu.
Namun, Moeldoko menilai, pelaku masih melakukan aksinya secara sporadis dan tidak sistematis. Selain itu, kasus penculikan dan penembakan dua anggota TNI, lanjut Moeldoko, berada dalam konteks pidana.
Bahkan, tidak menutup kemungkinan pelaku merasa terganggu dengan keberhasilan aparat mengungkap sejumlah kasus-kasus Narkoba.
Sebelumnya, kata Moeldoko, pihak TNI memang sempat mengungkap adanya ladang ganja di tiga tempat. Pertama ditemukan sekitar 15 hektare, kemudian delapan hektare, dan terakhir 1,5 hektare. Selain itu, saat dilakukan sweeping, aparat keamanatan juga menemukan sabu-sabu.
''Mungkin merreka sangat terganggu dengan hal itu. Dari cara dia memperlakukan prajurit TNI, pesannya sangat jelas. Untuk itu, saya juga akan berikan pesan yang jelas pada mereka,'' tegas mantan Kepala Staff Angkatan Darat (KSAD) tersebut.