REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Orang tua salah seorang mahasiswa asal Jambi yang menuntut ilmu di Yaman, mengkhawatirkan keselamatan anaknya. Kondisi di negara Yaman saat ini kian memburuk usai kontak senjata dan penguasaan Syiah Houthi di sana.
Orang tua salah satu mahasiswa Indonesia di Yaman, H Idrus, mengaku bahwa anaknya saat ini dalam keadaan baik-baik saja. Meski demikian rasa khawatir tetap saja mengahantui pikirannya.
"Nama anak saya Ahmad Khudri (23 tahun), dia sudah empat tahun kuliah di Yaman. Selama itu dia tidak pernah pulang ke Jambi karena jarak tempuh jauh sekali, tapi saya sudah dapat kabar dia dalam keadaan baik-baik saja," katanya.
Dia mengatakan, terakhir dirinya berkomunikasi dengan anaknya Ahad (29/3) sekitar pukul 18.00 Wib. Dalam pembicaraan melalui telepon itu, Ahmad Khudri menyebut dirinya baik-baik saja dan jarak tempuh antara wilayah yang bergejolak dengan asramanya selama 18 jam.
"Anak saya bilang perang itu di lokasi perbatasan, jauh dari tempat asramanya dan tidak menggangu perkuliahan. Dia mengaku baik-baik saja, tapi sebagai orang tua tentu sangat mengkhawatirkan keselamatan anak dengan situasi perang yang saat ini sedang terjadi di Yaman," ujarnya.
Pemerintah Indonesia sudah memerintahkan KBRI untuk menarik Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Yaman Tengah. Tekait itu, Idrus meminta pemerintah Jambi memikirkan hal ini, jika mahasiswa di Yaman layak untuk dipulangkan dulu ke Indonesia, segeralah dipulangkan.
"Kalau sudah memang tidak aman lagi, ya saya minta pemerintah memulangkan mereka sementara, setelah perang usai mahasiswa termasuk anak saya bisa kembali lagi ke Yaman untuk melanjutkan kuliah mereka," ujarnya.