REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Redaksi Gema Islami, Budi Marta Saudin mengatakan standardisasi yang ditetapkan BNPT dalam menilai radikalisme tidak jelas. Selama ini pihaknya mengaku kerap bekerjasama dengan BNPT dalam penanggulangan terorisme dan ISIS
"Kami kerap kerjasama dengan BNPT, kami juga kerap meliput kegiatan BNPT tapi kenapa kami juga masuk kedalamnya," ujar Budi saat mediasi dengan pihak Kemenkominfo dan BNPT, Selasa (31/3).
Budi menilai langkah BNPT serampangan dalam menetapkan keputusan tanpa melakukan pendalaman konten berita. Budi juga mengaku heran dengan cara BNPT dalam mengkategorisasikan radikalisme.
Salah satu pengurus pesantren Al-Irsayd ini mengaku tak pernah mendapatkan konfirmasi soal penetapan ini. Menurutnya selama ini mereka juga tak pernah satu paham dengan paham ISIS, dan berada di pihak yang memerangi ISIS.
Budi berharap BNPT segera bisa memberikan klarifikasi terkait hal ini, sebab pihaknya merasa apa yang dilakukan BNPT malah mencemarkan nama baik mereka yang selama ini menjunjung nilai keislaman.
BNPT disisi lain mengaku penetapan ini bukan sembarang tunjuk. Pihaknya sudah melakukan penyelidikan sejak tahun 2013. Hasil ini bukan hanya soal memuat ISIS tetapi juga yang membahayakan ketahanan NKRI.