Rabu 01 Apr 2015 14:15 WIB
Situs Islam Diblokir

Pemblokiran Situs Islam, Fahira Idris: Ini Bukan Rezim Otoriter

Rep: c 82/ Red: Indah Wulandari
Anggota DPD asal DKI Jakarta Fahira Idris (kanan).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Anggota DPD asal DKI Jakarta Fahira Idris (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Cara berkomunikasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) maupun Kemenkominfo dinilai rentan menimbulkan  kegaduhan publik.

"Ini negara demokrasi, bukan rezim otoriter. Harus jelas batasan radikal seperti apa. Harus jelas dan ditunjukkan ke publik bukti berita atau informasi seperti apa yang disajikan media-media ini sehingga mereka harus diblokir. Kronologisnya harus jelas,” kata Wakil Ketua Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Fahira Idris, Rabu (1/4).

Ia menambahkan, saat ini, yang paling tepat untuk dilakukan adalah menyiapkan tim advokasi dan menyusun strategi yang sistematis dan bukti bahwa tidak semua media online yang diblokir adalah situs penggerak paham radikalisme, apalagi dikaitkan dengan ISIS.

"Media-media yang diblokir siapkan strategi untuk membalikkan pendapat BNPT dan Kominfo. Buka mata publik bahwa tindakan pemblokiran ini gegabah dan membungkam hak asasi masyarakat dalam menyebarkan dan mendapatkan informasi," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement