Sabtu 04 Apr 2015 20:45 WIB

70 Desa di Sampit Belum Teraliri Listrik

Transmisi listrik PLN
Foto: M Syakir/Republika
Transmisi listrik PLN

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Parimus mengatakan sedikitnya ada 70 desa/kelurahan di daerah itu dalam kondisi gelap karena belum mendapat listrik.

"Ke-70 desa yang belum dialiri listrik tersebut tersebar di 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim)," katanya kepada wartawan di Sampit, Kalimantan Tengah, Sabtu (4/4).

Dari 70 desa/kelurahan tersebut sebanyak 15.664 rumah tangga belum dialiri listrik. Sebanyak 2.974 rumah tangga di antaranya menggunakan penerangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

Menurut Parimus, masih belum diketahui secara pasti mengapa warga di 70 desa/kelurahan tersebut belum mendapatkan penerangan listrik.

"Hal ini sebetulnya sudah kami sampaikan dan beberapa kali diusulkan ke pemerintah daerah, namun hingga saat ini realisasinya belum merata atau hanya sebagian rumah masyarakat yang teraliri listrik," katanya.

Ia berharap pemerintah daerah segera memberikan penerangan listrik terhadap rumah tangga yang belum mendapatkan penerangan tersebut.

"Masalah ini kami harap diselesaikan secara bertahap mengingat masih banyaknya rumah tangga yang belum mendapatkan penerangan listrik," katanya.

Kepala Bidang Migas, Listrik dan Energi Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kabupaten Kotim Dedi Jauhari mengatakan pemerintah Kabupaten Kotim pada 2015 akan membagikan sedikitnya 200 unit PLTS secara gratis.

"PLTS tersebut rencananya akan dibagikan kepada warga di enam desa yang ada di wilayah Kabupaten Kotim. Sasarannya adalah rumah tangga yang belum memiliki penerangan listrik," katanya.

Pembagian PLTS kepada warga pada 2015 jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 382 unit.

"Pengadaan PLTS tahun ini hanya 200 unit untuk enam desa karena sudah ada dana alokasi desa (ADD), jadi sebagian pengadaannya dianggarkan dari ADD," katanya menerangkan.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement