Senin 06 Apr 2015 20:06 WIB

Pemprov Sumbar tak Tahu Ada Warganya di Yaman

Rep: umi nur fadhilah/ Red: Damanhuri Zuhri
Konflik bersenjata di Yaman.
Foto: AP/Wael Qubady
Konflik bersenjata di Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemerintah Indonesia berhasil memulangkan sekitar 700 WNI dari Yaman yang kini dilanda peperangan. Sayangnya, kata Irwan, Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Pemprov Sumbar) belum mengetahui apakah ada warganya yang berada di Yaman.

"Memang ada? Orang Sumbar? Nanti akan kita follow up. Tentunya kita akan bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri apa-apa yang perlu kita lakukan," kata Irwan di Padang, Sumbar, Senin (6/4).

Irwan mengatakan, urusan masyarakat Indonesia dari provinsi manapun, merupakan tanggung jawab Kementerian Luar Negeri.

Nanti, lanjut dia, pihaknya akan membackup urusan-urusan yang teknis terkait dengan mereka, dengan keluarganya di daerah. "Nanti kita tunggu informasi. Nanti kita akan komunikasi setelah ini," ujar Irwan menjelaskan.

Sementara itu, Kepala Biro Administrasi dan Kerjasama Rantau Setdaprov Sumatra Barat Muhammad Yani memastikan, saat ini terdapat puluhan warga Sumatra Barat yang berada di Yaman. Rata-rata, lanjut dia, mereka merupakan mahasiswa.

"Kita tidak punya data mereka, karena mereka berangkat ke Yaman malalui jalur undangan atau beasiswa dari yayasan, jadi tidak ada mengurusan administrasi ke kita. Sudah coba saya telusuri ke Dinas Pendidikan dan Imigrasi, ternyata juga tidak ada datanya," tutur Yani.

Ia menghimbau kepada masyarakat Sumbar yang memiliki kerabat di Yaman untuk segera menghubungi Bagian Rantau Setdaprov Sumatra Barat dengan kontak person 082174492017.

Sementara itu, berdasar data sementara, saat ini sedikitnya terdapat lima mahasiswa asal Sumatera Barat yang berkuliah di Perguruan Tinggi Arbithoh Attarbiyah Al-Islamiyah, Aden, Republik Yaman yang menunggu dievakuasi. Mereka masing-masing adalah Firmansyah, Mail, Andi, Mamaik, dan Gaza.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement