Kamis 09 Apr 2015 23:04 WIB

Polisi Bekuk Sindikat Pengganda Uang Palsu

Rep: Lilis Handayani/ Red: M Akbar
Uang Palsu
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Uang Palsu

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Jajaran Satreskrim Polres Indramayu berhasil menciduk empat anggota sindikat pengedar uang palsu. Petugas pun menyita uang palsu senilai Rp 180 juta dari tangan tersangka.

Adapun keempaat anggota sindikat itu, yakni Kir (31 tahun), warga Desa Pabean, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Bas (50 tahun), asal Desa Sibubut, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon. Selain itu, AS (49 tahun) warga Desa Sleman Lor, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu serta Man (42 tahun), penduduk Kelurahan /Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang

''Mereka (dicicuk) di rumahnya masing-masing,'' kata Kasat Reskrim Polres Indramayu, AKP Wisnu Perdana Putra, Kamis (9/4)

Menurut Wisnu, peristiwa penangkapan itu berawal dari laporan korban Sudarmadi alias Imam seorang warga Desa Dengen, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur. Korban melaporkan telah ditipu oleh tersangka.

Penipuan yang dilakukan tersangka dengan cara menjual uang polimer atau uang yang sudah tidak diedarkan oleh BI pecahan Rp 100.000. Kepada korban, pelaku menyatakan bisa menukar uang polimer senilai Rp 200.000 dengan uang asli senilai Rp 100.000.

Namun, uang yang dijanjikan tersangka ternyata uang mainan.

''Dari tangan para tersangka, kami berhasil menyita uang palsu atau uang mainan sebanyak Rp 180 juta,'' terang Wisnu.

Wisnu menambahkan, pihaknya masih melakukan penyelidikan dan pendalaman untuk mengungkap jaringan pengedar uang palsu tersebut. Pihaknya pun masih memburu satu tersangka lain yang ikut jaringan tersebut.

''Terhadap keempat pelaku, mereka terancam  hukuman penjara empat tahun karena telah melanggar Pasal 378 dan 372 KUHPidana tentang Penipuan dan Penggelapan,'' tandas Wisnu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement