REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Tekad Uni Emirat Arab untuk mengirim wahana tak berawak ke Planet Mars mendapat tanggapan beragam dari berbagai pihak.
Di satu sisi, negara ini dinilai tidak mempunyai teknologi roket yang mampu mambawa wahana itu, sehingga hanya mengandalkan peluncur roket asing dalam berbagai misinya. (Baca: Misi ke Mars, Badan Antariksa Emirat Kerja Sama dengan Prancis)
Tapi, tepat Oktober lalu, negara ini membuat tekad untuk mengirimkan wahana 'probe' ke planet Mars yang akan direalisasikan tahun 2021.
"Kami mempunyai tujuh tahun untuk mengembangkan teknologi itu, keahlian dan infrastrukturnya, yang akan kami butuhkan untuk mencapai Mars," kata Sheikh Mohammed bin Rashid al Maktoum, dalam sebuah kicauannya di Twitter dikutip dari The Telegraph.
Wakil Presiden UAE itu memang dikenal orang yang mampu mewujudkan mimpinya. Tak ada yang bisa menyangka dia mampu membangun gedung tertinggi di dunia di Dubai yang sampai saat ini belum ada tandinganya.
Dalam sebuah uraian di The Washington Post, tekad UAE ini dinilai sebagai sebuah ambisi untuk menyaingi Iran.
Memang, Iran dimaknai oleh berbagai media sebagai negara Syiah dan UAE negara Sunni bila dilihat dari komposisi penduduknya.
Mengapa Iran? karena negari Mullah inilah satu-satunya negara di dunia Islam yang secara konstan melakukan pengembangan misi ruang angkasa. Toh, sampai sekarang Iran hanya mampu mengirimkan monyet percobaan ke ruang angkasa.
Misi astronot, stasiun ruang angkasa, misi ke bulan masih jauh dari mata memandang.
"Misi paling jauh dari program ruang angkasa Teheran adalah mengirim monyet ke ruang angkasa," tulis Ishaan Tharoor di media tersebut.
Bagi UAE, tidak mudah untuk mewujudkan impian itu. Tapi, bukan tidak mungkin, dengan konstelasi politik regional, UAE mampu menyalib Iran seperti halnya soal energi nuklir.
UAE adalah satu-satunya negara Arab yang telah meneken kontrak pendirian pembangkit nuklir skala besar dengan Korea Selatan. Negara lain, seperti Yordania, Mesir dan lain sebagainya masih sebatas memiliki reaktor nuklir riset sebagaimana Iran yang masih tersendat.
UAE memang tidaklah patut mewakili dunia Sunni dalam hal ini. Masih ada Arab Saudi, Mesir, Pakistan dan negara-negara Afrika Utara, yang mempunyai dan mampu membuat roket jarak jauh militer yang dapat dikonversi sebagai roket peluncur.
Hanya saja, negara-negara tersebut kelihatanya tidak mempunyai minat besar ke arah itu karena berbagai sebab, walau negara-negara berkembang lainnya, seperti India, Cina atau Korea Selatan sudah beraksi terlebih dahulu.
Jadi negara mana yang terlebih dahulu menjelajah Mars, UAE atau Iran? yang pasti Sheikh Mohammed sudah mempunyai angan-angan yang jauh untuk menjawabnya.
"Perjalanan 60 juta km ke Mars akan menjadikan UAE menjadi salah satu negara yang mempunyai program antariksa untuk mengeksplorasi Planet Merah," katanya yakin di akun Twitternya.