REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Bambang Prasetya meminta bantuan berbagai perguruan tinggi untuk menyadarkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) agar produknya memakai Standar Nasional Indonesia (SNI). Hal itu untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),
"UMKM ini jumlahnya banyak sekali. Namun kesadaran mereka untuk memenuhi SNI masih kurang, makanya dibutuhkan peran berbagai perguruan tinggi untuk menyadarkannya," kata Bambang, di Jakarta, Ahad, (12/4).
Saat ini, ia mengatakan, BSN sudah bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi terkait sosialisasi peran SNI. Bahkan sudah membuat kurikukum SNI.
Dalam menghadapi MEA, BSN sudah melakukan harmonisasi standar dan penilaian kesesuaian di forum ASEAN Consultative Committee for Standar and Quality. Sejumlah produk unggulan di Indonesia yang distandardisasi antara lain kayu, karet, elektronik, otomotif, produk kesehatan.
"Siapapun yang ingin mengurus SNI produknya bisa membuka website BSN. Atau bisa datang langsung ke kantor BSN." katanya menambahkan.
Saat ini BSN sudah didukung 1.200 laboratorium untuk menguji standar di seluruh Indonesia. Nanti BSN juga akan mengajak perguruan tinggi ikut melakukan pengujian standar dengan laboratoriumnya.