Ahad 12 Apr 2015 22:10 WIB

Penularan HIV tak Pandang Bulu

Positif mengidap HIV (ilustrasi)
Positif mengidap HIV (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Duta Pencegahan HIV/AIDS Nasional, Dona Arsinta mengatakan penularan HIV/AIDS tidak pandang bulu yang artinya, siapapun bisa tertular virus yang hingga kini belum ada obatnya.

"Dari hasil penelitian dan pengungkapan kasus HIV, pengidap penyakit ini menyerang hampir seluruh kalangan masyarakat, bahkan yang biasanya stigma di masyarakat hanya orang nakal dalam tanda kutip saja yang tertular virus ini, tetapi orang baik-baik pun banyak yang tertular," katanya di Sukabumi, Ahad (12/4).

Menurutnya, masih tingginya angka penyebaran virus ini disebabkan minimnya pengetahuan tentang bahaya HIV, mulai dari cara penyebarannya, pencegahan dan penanggulangan jika diketahui positif mengidap HIV.

Selain itu, banyak orang yang tidak tahu bahwa dirinya mengidap HIV dan baru ketahuan saat kondisi kekebalan tubuhnya mulai "drop".

Kasus ini banyak ditemukan pada rumah tangga baik suami maupun istri, yang biasanya suaminya pernah "jajan" dengan wanita penjaja seks (WPS) maupun istri yang mantan penjaja seks, selain itu salah satu diantaranya atau keduanya pecandu narkoba suntik.

Maka dari itu pemeriksaan kesehatan secara rutin perlu ditingkatkan salah satunya dengan cara tes darah. Penularan HIV bisa melalui darah maupun hubungan seksual atau cairan dalam alam kelamin. Pemahaman warga tentang HIV pun harus terus digemborkan dan tidak hanya tugas Komisi Penanggulangan AIDS (AIDS), pemerintah maupun lembaga swadaya peduli HIV/AIDS saja.

Tetapi harus seluruh pihak ikut memberikan pemahaman minimalnya melakukan pencegahan. "Upaya yang kami lakukan khususnya saya sebagai Duta Pencegahan HIV/AIDS adalah secara rutin memberikan pemahaman dan sosialisasi bahaya AIDS untuk mengingatkan seluruh warga agar tidak melakukan kegiatan yang berpotensi tertular virus ini," katanya.

Sementara itu, Asisten Deputi Kelembagaan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, Haliq Siddiq mengatakan dari hasil survey yang dilakukan lembaganya yang bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI, kalangan pelajar yang mengatahui apa itu HIV/AIDS mulai cari penyebaran hingga penanggulangannya baru 20 persen.

Bahkan, warga umum pun mayoritas belum mengetahui virus yang menggerogoti daya tahan tubuh dan belum ada obatnya ini. "Langkah yang kami lakukan adalah melakukan pencegahan dan menghilangkan stigma negatif terhadap orang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA)," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement