Kamis 16 Apr 2015 21:59 WIB

Bappeda Jabar Minta Operasional BIJB Dipercepat

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Djibril Muhammad
Pemprov Jabar
Foto: wordpress.com
Pemprov Jabar

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Barat meminta pengoperasionalan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dipercepat. Jadi, bisa dibuka pada 2016. BIJB, harus segera melayani masyarakat Jabar apalagi bandara tersebut sudah layak dan bisa digunakan untuk penerbangan pesawat besar.

Menurut Kepala Bappeda Jawa Barat, Deny Juanda, pembangunan BIJB ditargetkan bisa tuntas di 2017. Namun, hingga saat ini masih menyimpan kendala, terutama di pembebasan lahan. Deny pesimistis, masalah pembebasan lahan tersebut bisa diselesaikan. Kalau, tidak ada kesadaran dari masyarakat untuk pembebasan lahan.

Namun, kata Deny, disisi lain runway BIJB sendiri sebenarnya sudah bisa digunakan. Bahkan, bisa didarati oleh pesawat besar. Karena, pembangunan runway sudah hampir selesai. Sedangkan pembangunan terminal BIJB, masih dilakukan. Jadi, sangat dimungkinkan BIJB bisa digunakan pada 2016.

"Sekarang itu Bandara BIJB sudah cukup dan hampir sama dengan Husein, dimana runway hampir mencapai  3000 meter," ujar Deny kepada wartawan, Kamis (16/4).

Deny mengatakan, Pemprov Jabar sebenarnya sudah memiliki skenario  awal. Yakni,  karena secara landasan sudah bisa didarati pesawat besar. Maka, penerbangan pertama nantinya akan digunakan untuk pesawat haji. ‘’Itu sudah bisa," katanya.

Terkait percepatan pengoperasian BIJB, kata dia, pihaknya sudah berkonsultasi dengan Kementrian Perhubungan. Bahkan hal tersebut pun mendapat sambutan baik dari Kementrian Perhubungan.

"Saya sudah konsultasi ke direktur kementerian perhubungan, kita bicara, minta opsi baru, buat apa nunggu tahun 2017 toh tanahnya tidak akan terbebaskan. Sudah dengan yang ada ini saja," katanya.

Jadi, kata dia, rencananya peresmian akan dipercepat pada 2016. Karena, landasannya sudah siap. Terminal saja sudah dibangun, Pemprov Jabar sudah menyiapkan dana Rp 300 miliar. "Terminal itu tidak terlalu penting pakai tenda saja sudah cukup. Yang penting sekuritinya," katanya.

Memang, kata Deny, untuk panjang runway masih belum sesuai target dan baru sekitar 2.750 meter. Itu, sudah cukup untuk digunakan. Panjangnya, sudah cukup dan digunakan uji coba take off dan landing juga sudah bisa. "Saya lagi diskusikan dan mudah mudahan dipercepat saja penggunaannya," katanya.

Tahap awal, kata dia, Pemprov Jabar sudah meminta izin untuk penerbangan khusus untuk haji. Jadi, nantinya orang Jabar naik haji dari Kertajati.  Lalu, transit ke Cengkareng, baru ke Jedah. "Kan inginnya dari Kertajati ke Jeddah, tapi trayeknya belum dapat. Dan direktur perhubungan udara sudah setuju," katanya.

Menurut Deny, kalau untuk sekelas Bandara Husein Sastranegara, saat ini Bandara BIJB Kertajati sudah bisa digunakan. Tapi, kalau untuk bandara internasional itu belum tuntas. Karena, masih banyak hal yang perlu diselesaikan.

"Kalau untuk take off dan landing serta parkir pesawat disana sudah bisa," katanya.

Menurutnya, BIJB memang sangat strategis untuk bandara internasional, apalagi  pandangan penerbangan pun bisa lebih luas. "Saya dengar sudah ada ujicoba penerbangan pesawat disana, tentunya untuk aktifitas penerbangan sudah layak pakai," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement