Jumat 17 Apr 2015 18:14 WIB

Pengukuhan Guru Besar CT Akan Dihadiri SBY-JK

Rep: Andi Nurroni/ Red: Indira Rezkisari
Chairul Tanjung memberikan sambutan saat acara peresmikan proyek pencanangan implementasi program NCICD: pemulihan ketahanan lingkungan ibukota Negara RI yang berkelanjutan di Jakarta, kamis (9/10). (Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Chairul Tanjung memberikan sambutan saat acara peresmikan proyek pencanangan implementasi program NCICD: pemulihan ketahanan lingkungan ibukota Negara RI yang berkelanjutan di Jakarta, kamis (9/10). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pengusaha Chairul Tanjung akan dikukuhkan sebagai Guru Besar Kehormatan Univeritas Airlangga (Unair) Surabaya dalam bidang Ilmu Kewirausahaan, Sabtu (18/4). Prosesi pengukuhan bos CT Corp itu rencananya dihadiri Mantan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.  

Dalam sesi jumpa pers di kampus Unair, Jumat (17/4), Rektor Unair Prof Fasichul Lisan menyampaikan, gelar Guru Besar Kehormatan sejatinya diberikan kepada Chairul Tanjung sejak 2013. Namun begitu, menurut Fasich, karena beberapa alasan, prosesi pengukuhan baru bisa dilakukan April tahun ini.    

"Pak CT akan menjadi Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis ke-18, dan Guru Besar Unair ke-438. Beliau kami anggap berhak mendapatkan gelar tersebut karena memiliki kekayaan pengalaman yang luar biasa dalam bidang kewirausahaan," ujar Fasich.

Fasich berharap, gagasan-gagasan Chairul di bidang kewirausahaan dapat menjadi teori dan postulat baru untuk bisa mendukung kemajuan pendidikan kewirausahaan di Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, Chairul menyampaikan, setelah mendapatkan kehormatan menjadi Guru Besar, misi utamanya adalah menjadikan kewirausahaan menjadi fakultas tersendiri.

"Saya ingin itu menjadi sekolah bisnis terbaik di Indonesia. Ini tentu akan menjadi daya tarik luar biasa. Masyarakat pasti akan sangat tertarik jika kita mengembangkannya dengan baik," ujar Chairul.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ ࣖ
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”

(QS. Al-Baqarah ayat 286)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement