Sabtu 18 Apr 2015 15:52 WIB

12 Ribu Warga Tunisia Hendak Gabung Kelompok Radikal

Rep: C05/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Aparat berjaga-jaga di semua titik rawan teror, Tunisia
Foto: Dailymail
Aparat berjaga-jaga di semua titik rawan teror, Tunisia

REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS-- Pihak berwenang Tunisia telah mencegah lebih dari 12.000 calon jihad meninggalkan negara itu selama dua tahun terakhir. Ini berdasarkan info dari Kementerian Dalam Negeri Tunisia, Jumat (17/4).

Menteri Dalam Negeri Tunisia, Najem Gharsalli mengatakan pihaknya telah mencegah 12490 warganya yang berupaya meninggalkan wilayah Tunisia. “ Mereka memilki tujuan untuk pergi ke  zona tempur" di Irak, Libya dan Suriah sejak Maret 2013,” ujarnya dikutip dari Al Arabiya, Jumat (17/4).

Gharsalli juga mengatakan seribu orang telah dibawa ke pengadilan pada kuartal pertama tahun 2015. Mereka dituduh terlibat menjadi anggota organisasi teroris. Namun dia tak  mengatakan berapa banyak yang ditahan atau telah didakwa secara resmi.

Juru bicara kantor kejaksaan, Sofiene Sliti, mengatakan 83 putusan telah disampaikan dari 124 kasus pengadilan sejak 2013, namun ia tidak merinci.

Sejak pemberontakan rakyat menggulingkan lama diktator Zine El Abidine Ben Ali pada tahun 2011, Tunisia telah menjadi target kelompok ekstrimis. Terakhir tragedi penyerangan pada Museum Bardo oleh kelompok radikal yang menewaskan 22 orang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement