Ahad 19 Apr 2015 14:11 WIB

UN di Yogya Kemungkinan Besar Tidak Diulang

Rep: C01/ Red: Indira Rezkisari
Selesai melaksanakan ujian nasional (UN) 2015 pada hari terakhir, Rabu (15/4). (Republika/Maspril Aries).
Foto: Republika/Maspril Aries
Selesai melaksanakan ujian nasional (UN) 2015 pada hari terakhir, Rabu (15/4). (Republika/Maspril Aries).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebanyak 30 paket soal Ujian Negara bidang IPA yang bocor merupakan materi yang dipakai di Aceh dan memiliki kesamaan dengan materi soal UN di Yogyakarta. Jika terbukti bocor, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan akan mengulang UN di wilayah  bersangkutan.

Untuk itu, saat ini pihaknya sedang melakukan pemindaian antara pengerjaan soal UN di Yogyakarta dan Aceh dengan soal yang bocor tersebut. Sejauh ini pemindaian di Yogyakarta telah usai dan data sudah didapatkan oleh Kemebdikbud. Pola yang tampak di Yogyakarta, lanjut Anies, sejauh ini tidak menunjukkan perubahan berarti dengan adanya bocoran tersebut.

Selain itu, Anies menyatakan berdasarkan data selama lima tahun terakhir, Yogyakarta sendiri memiliki indeks integritas (tingkat kejujuran) tertinggi dibandingkan dengan kota lain di Indonesia. Indeks integritas Yogyakarta mencapai 97 yang berarti hanya ada sebanyak 3 persen yang dicurigai memiliki pola kecurangan.

"Kalau lihat hasil sementara, (UN di) Yogya tidak diulang," ungkap Anies di Bandung, Sabtu (19/4).

Sedangkan untuk Aceh, hasil belum didapatkan oleh Kemendikbud. Pasalnya, pemindaian di Aceh belum sepenuhnya selesai dikarenakan jumlah siswa lebih banyak dibandingkan Yogyakarta dengan infrastruktur yang tersebar lebih jauh. Anies memperkirakan hasil dari pemindaian di Aceh dapat diketahui pada awal minggu depan.

Anies juga mendorong berbagai lapisan masyarakat untuk melaporkan ke Kemendikbud dan kepolisian jika menemukan adanya indikasi kebocoran UN. Ia meneghaskan pelaku pembocoran soal UN harus dihukum dengan seberat-beratnya dan dijerakan. Anies melihat perbuatan pelaku pembocoran UN merupakan suatu bentuk pengkhianatan terhadap ratusan ribu guru di Indonesia. Karena itu, sebagai konsekuensi dari pebuatannya, pelaku tidak dapat melenggang bebas begitu saja dan harus diseret ke pengadilan.

Ia pun mengapresiasi kinerja kepolisian sejauh ini yang sudah berhasil mengamankan satu tersangka yang berasal dari sebuah percetakan. Anies menyatakan sejak hari pertama UN berlangsung kepolisian sudah langsung bergerak secara diam-diam untyk melacak pelaku. Dalam paket soal berbentuk file PDF yang diunggah pelaku di Google Drive, terdapat barcode dan pola garis yang menunjukkan percetakan mana yang menerbitkan soal tersebut.

Anies menyatakan saat ini diketahui hanya satu orang yang berada di balik bocornya 30 paket soal. Ke-30 paket soal tersebut terdiri dari enam mata pelajaran dengan masing-masing lima jenis soal. Anies juga menyatakan selama ini kebocoran UN kerap terjadi karena adanya pembiaran. Ia percaya orang jahat yang melakukan kecurangan jumlahnya sedikit akan tetapi banyak orang baik yang memilih diam. Ia berjanji, di masanya kepemimpinannya sebagai mendikbud, Anies tidak akan membiarkan pelaku pembocoran UN maupun percetakan yang terlibat melenggang begitu saja.

"Karena itu, orang-orang baik, orang jujur, jangan diam. Jangan mendiamkan. Mari proses semuanya biar kapok," ujar Anies. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement