Senin 20 Apr 2015 07:54 WIB

Ahok Ingin Kucurkan Rp 1 Trilun untuk Perluas Lahan Setu Babakan

Rep: c11/ Red: Dwi Murdaningsih
Pekerja membersihkan amphitheater di areal Pusat Kebudayaan Betawi, Setu Babakan, Jakarta Selatan, Senin (2/3).   (Republika/Raisan Al Farisi)
Pekerja membersihkan amphitheater di areal Pusat Kebudayaan Betawi, Setu Babakan, Jakarta Selatan, Senin (2/3). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengaku ingin sekali memperluas lahan milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI di perkampungan budaya Betawi, Setu Babakan, Srengseng Sawah, Jakarta Selatan.

"Kalau perlu habiskan Rp 1-2 triliun setiap tahun untuk membeli tanah supaya betul-betul ada kampung budaya Betawi seluas Rp 289," kata Ahok sapaan akrab Basuki di Setu Babakan, kemarin.

Lahan milik Pemprov sendiri memang tidak banyak dimiliki, masyarakat lebih mendominasi kepemilikan lahan di Setu Babakan. Ahok ingin memperluas lahan tersebut untuk terus melestarikan budaya Betawi.

"Kita baru kuasai kira-kira 30 hektar, sama danau mungkin 60an hektar. Harusnya (Jakarta) jangan fokus sama pembangunan gedung, kita harus membebaskan lahan," ujar mantan Bupati Belitung Timur ini.

Adapun Budaya betawi kini, semakin lama pamornya semakin menurun. Ahok mengatakan budaya betawi harus dilestarikan seiring dengan perluasan lahan, untuk para seniman berlatih meneruskan budaya pendahulunya.

Selain itu, jika Pemprov sudah menguasai lahan di Kampung Betawi. Ahok menginginkan turis asing bisa menikmati budaya betawi di Setu Babakan. Menurutnya masyarakat bisa dilatih sebagai tuan rumah untuk menyuguhkan budaya betawi kepada para pengunjung.

"Kalau turis mau merasakan kampung betawi ya kita harapkan kesini, lalu masyarakat bisa kita latih seolah-olah kaya tuan rumahnya. Disitu tinggal di keluarga Betawi, itu yang pingin kita pelihara," kata Ahok.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement