Rabu 22 Apr 2015 13:23 WIB
Pencalonan BG Wakapolri

Muhammadiyah: BG Dilantik atau Tidak, Bergantung Jokowi

Rep: c05/ Red: Bilal Ramadhan
Presiden Jokowi membagikan Kartu Indonesia Sehat.
Foto: Setkab
Presiden Jokowi membagikan Kartu Indonesia Sehat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak menyatakan Presiden Jokowi tak boleh berkelit terkait Budi Gunawan (BG) yang kemungkinan besar menduduki jabatan wakapolri. Sebab yang akan menentukan hal itu adalah mutlak kewenangan presiden selaku kepala negara.

Dia menjelaskan secara mekanisme yang melakukan penunjukan wakapolri adalah dari internal Polri. Dalam hal ini dilakukan oleh Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi Polri (Wanjakti Polri). Setelah itu barulah nama wakapolri diajukan ke presiden untuk mendapat persetujuan akhir.

“Jadi tidaknya BG menjadi wakapolri itu mutlak wewenang presiden.” ujarnya, Rabu (22/4).

Dahnil mengungkapkan dari momen inilah sikap Jokowi akan diuji. Sejauh manakah komitmen Jokowi dalam melakukan pemberantasan korupsi. “Jika Jokowi akhirnya menyetujui BG jadi wakapolri artinya dia kontra pemberantasan korupsi. Namun jika Jokowi menolak BG jadi wakapolri, maka dia konsisten pada program pemberantasan korupsi,” kata Dahnil.

Saat ini Kepala Kepolisian RI Jenderal Pol Badrodin Haiti memastikan, Komjen Pol Budi Gunawan akan dilantik sore ini. Dia menjelaskan hasil sidang Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) dilakukan sejak tanggal 17 April 2015, namun belum bisa diambil keputusan secara keseluruhan. Hal itu, menurut dia, karena masing-masing anggota Wanjakti sedang berada di luar Jakarta seperti di Bali, Singapura, dan Selandia Baru.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement