REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhelatan musik Jazz Gunung ke-7 siap digelar pada 12-13 Juni 2015 mendatang. Perhelatan musik di alam terbuka kembali menampilkan sederet musisi lokal dan internasional dalam satu panggung.
Yang menarik sederet musisi tidak hanya tampil sendiri. Ada banyak kolaborasi yang dibuat seperti musisi asal Yogya Jay & Gatra Wardaya dengan dua musisi Korea Selatan [SU:M], Ring of Fire pimpinan Djaduk Ferianto yang berkolaborasi dengan penyanyi keroncong Endah Laras dan Tohpati, serta Nita AartsenQuatro berkolaborasi dengan musisi MeksikoErnesto Castillo.
Nama lainnya yang dijadwalkan tampil Tulus, Ina Ladies, Happy Pretty, Beben Jazz And Friends, Malacca Ensemble, Andien, dan kesenian tradisional Kramat Madura.
Tahun ini tidak hanya sekedar menikmati musik, para penungjung juga bisa ikut berkontribusi untuk kegiatan bersih gunung bersama Sahabat Bromo. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan konsep ecotourism di Bromo sekaligus menjaga kelestarian alam disana. Sehingga dampak positif sosial dan ekonomi tetap bisa dirasakan.
Perhelatan Jazz Gunung diharapkan mampu mendongkrak wisatawan untuk mengeksplor lebih banyak Bromo. Karena Bromo tidak hanya menikmati matahari terbit.
Jazz Gunung pertama kali diadakan di tahun 2009 oleh Sigit Pramono sebagai penggagasnya. Sigit dibantu seniman serba bisa Butet Kartaredjasa dan Djaduk Ferianto. Mereka bertiga mempunyai visi untuk meningkatkan apresiasi terhadap musik jazz etnik, memberi nilai tambah pada pariwisata di gunung Bromo. Dan menjadikan Jazz Gunung salah satu festival seni budaya andalan dalam program pariwisata Indonesia di mata dunia internasional.
Tidak banyak panggung musik yang menawarkan keindahan alam dan suasana hamonis antara manusia, alam dan musik seperti Jazz Gunung. Menikmati musik di alam terbuka dengan udara sejuk yang segar sambil sesekali ditemani kabut tipis yang turun rendah tepat di depan mata. Tak jarang kenikmatan diperkaya dengan orkes dan nyanyian serangga dan satwa alam lainnya sayup-sayup di kejauhan.