REPUBLIKA.CO.ID,KLATEN--Petani di Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, panen raya padi berbasis organik dengan pengelolaan sistem hamparan pada areal seluas 15 hektare.
Panen raya di Desa Trasan, Juwiring, Klaten, Rabu, dilakukan Bupati Klaten Sunarna,
Wakil Rektor Universitas Gadjah Mada Bidang Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Suratman, dan sejumlah pemangku kepentingan di sektor pertanian.
Bupati Klaten Sunarna mengatakan pihaknya siap mendukung program swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah dengan menargetkan peningkatan produksi padi sebesar 30 persen pada tahun ini dibandingkan tahun lalu.
"Tahun ini kami menargetkan produksi padi sebesar 300 ribu ton, lebih tinggi dari tahun lalu yang sebesar 165 ribu ton gabah kering panen, " katanya.
Menurut dia, salah satu upaya yang akan dilakukan untuk meningkatkan produksi padi di wilayahnya yakni dengan menaikkan indeks pertanaman (IP) dari yang saat ini hanya 1,7 hingga 1,8 menjadi 2,5 sehingga diharapkan dalam setahun nantinya bisa dilakukan pertanaman hingga dua kali dari saat ini hanya sekali tanam setahun.
Sunarna menyatakan, di Klaten luas areal pertanian mencapai 34 ribu hektar yang mana 28 ribu hektar diantaranya merupakan lahan persawahan basah, sedangkan produktivitas tanaman padi di daerah itu sekitar 6,5 ton per hektar.
"Setelah di sini kita juga akan melakukan panen lagi di (Kecamata n) Polanharjo," katanya.
Sementara itu padi yang dilakukan pemanenan di Kecamatan Juwiring tersebut menggunakan varietas Pak Tiwi 1 yang dinilai tahan terhadap serangan hama wereng.
Ketua Kelompok Tani, Tani Makmur, Sunarya menyatakan, selama ini hama wereng selalu menjadi gangguan terhadap pertanaman padi di wilayahnya, oleh karena itu pihaknya mencoba mencari benih padi yang tahan serangan wereng.
Atas bimbingan dari Fakultas Pertanian UGM maka para petani di bawah kelompoknya melakukan pola penanaman padi dengan sistem sehamparan dan secara serempak dengan menggunakan benih padi unggul Pak Tiwi 1.
"Hasilnya sangat menggembirakan karena dari 15 hektar areal yang menggunakan benih tersebut tidak diserang hama wereng sedangkan tanaman yang lain terkena wereng," katanya.
Ketua Koordinator Panen Padi berbasis organik secara hamparan yang juga Ketua Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UGM Taryono menyatakan, awal 2015 merupakan musim hujan sehingga dipilih kultivar Pak Tiwi yang merupakan produk alumni perguruan tinggi tersebut dan diketahui tahan wereng.
Salah satu penyebab serangan organisme pengganggu tanaman di lahan sawah adalah sulitnya petani melakukan tanam serempak sehamparan.
Selain dengan sistem sehamparan, lanjutnya, penanaman padi di Juwiring juga menggunajan sistem tanam jajar legowo guna memudahkan pengamatan organisme pengganggu tumbuhan.
Sementara itu Regional Manajer Wilayah Tengah PT Agri Makmur Pertiwi, Yulianto menyatakan, selain tahan wereng, penggunaan benih padi Pak Tiwi 1 juga lebih efisien karena dalam 1 hektar hanya membutuhkan 25 kg dibandingkan benih lain yang sampai 40-50 kg/ha.
Menurut dia, hingga saat ini penyerapan benih padi tersebut sudah menyebar hingga ke 34 kabupaten yang ada di Jawa Tengah.