Rabu 22 Apr 2015 21:38 WIB

KAA: Krisis Palestina adalah Krisis Dunia

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ilham
  Upacara peringatan Konferensi Asia Afrika di jalan Asia-Afrika, Bandung, Kamis (18/4). (Republika/Arief Maulana Hasan)
Upacara peringatan Konferensi Asia Afrika di jalan Asia-Afrika, Bandung, Kamis (18/4). (Republika/Arief Maulana Hasan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Raja Yordania, Abdullah II Ibn Al Hussein mengatakan, krisis yang dialami Palestina merupakan krisis dunia. Sebab, negara tersebut hingga kini masih berada dalam penjajahan Israel.

"Krisis ini adalah krisis dunia," katanya dalam KTT Asia Afrika, Rabu (22/4).

Ia mengatakan, KAA pertama di Bandung pada 1955 silam terkenal karena menjunjung tinggi hak-hak Palestina. Namun, enam dekade kemudian Palestina justru masih tidak memiliki kemerdekaan negaranya.

Dalam kesempatan itu, ia mengajak seluruh negara untuk bersatu menyelesaikan pekerjaan tersebut. Terlebih karena Palestina menjadi satu bahasan utama dalam KAA ke-60 ini. "Mari kita bertindak sebagai salah satu negara untuk adil dalam penyelesaian konflik abadi Palestina-Israel," ujarnya.

Hal yang sama juga ditegaskan Presiden Iran, Hassan Rouhani. Ia mengajak seluruh negara untuk membasmi tindak terorisme dan ekstremisme yang ada, termasuk kekerasan di Palestina. "Jangan biarkan kekerasan, agresi, terorisme dan ekstremisme menyebar dengan mudah," ungkap dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement