Jumat 24 Apr 2015 14:36 WIB

Warga NTB Sulit Dapatkan Akses Kesehatan

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Dwi Murdaningsih
ibu-ibu antre menimbang bayi di posyandu
Foto: ANTARA/Musyawir
ibu-ibu antre menimbang bayi di posyandu

REPUBLIKA.CO.ID, BATULAYAR- Warga Dusun Duduk Atas (DDA), Desa Batu Layar Barat, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat mengaku sulit mendapatkan akses kesehatan, khususnya fasilitas Posyandu. Ketiadaan fasilitas tersebut membuat masyarakat kesulitan untuk berobat.

Sarah, Warga DDA sekaligus kader Posyandu Bukit Hijau sejak 2008 mengatakan selama ini aktivitas posyandu banyak dilaksanakan di rumah kepala dusun. Itu pun dengan fasilitas yang sangat minim. Selain itu, jika ibu hamil ingin memeriksa kandungannya maka harus turun ke bawah karena ketiadaan fasilitas pemeriksaan.

“Saya sebagai kader sudah bertahun tahun menumpang untuk posyandu di rumah pak kadus. Ibu hamil pun harus turun ke bawah untuk memeriksa kesehatannya dikarenakan ketiadaan fasilitas pemeriksaan,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (24/4).

Jumlah ibu hamil di dusun tersebut saat ini mencapai 8 orang. Bahkan, dirinya menjelaskan pernah suatu kali ibu hamil harus melahirkan di tengah jalan. Dikarenakan sulitnya fasilitas kesehatan di daerah tersebut.

Menurutnya, saat ini tempat posyandu di dusun tersebut sudah tersedia namun belum dilakukan pembangunan. Dirinya pun mengaku heran belum adanya bangunan posyandu dan fasilitas lainnya di daerah DDA.

“Sering juga Ibu hamil melahirkan di jalan. Kasihan ibu hamil harus jalan turun ke bawah untuk memeriksakan kandungannya,” ungkapnya.

Sarah mengaku sejak menjadi kader Posyandu tahun 2008, tidak ada perubahan sama sekali terkait dengan keberadaan posyandu dan fasilitas kesehatan lainnya. Dimana, akses masyarakat untuk memperoleh fasilitas kesehatan yang lebih layak masih sulit.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement