Sabtu 25 Apr 2015 00:49 WIB

Islam di Indonesia Disebut Bisa Jadi Contoh

Slamet Effendi Yusuf
Slamet Effendi Yusuf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dianggap contoh negara yang bisa membawa Islam moderat, damai dan membawa rahmat pada seluruh umat di dunia (rahmatan lil alamin). Kondisi kehidupan agama Islam di Indonesia ini bisa menepis anggapan miring tentang Islam yang dinilai sebagai agama radikal seperti di Timur Tengah.

"Di Indonesia, keislaman dan kenegaraan itu dipahami secara bersama. Jadi mereka (umat Islam) adalah orang Indonesia yang beragama Islam sekaligus orang beragama Islam di Indonesia. Itu tidak bisa dipisahkan karena semangat keislaman itu sama dengan semangat kebangsaan," kata Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PB NU) KH Slamet Effendi, Jumat (24/4).

Di Indonesia, ujar dia, umat Islam memahami keberadaan dirinya dan tidak melepaskan diri dari lingkungan. Khususnya terhadap keberadaan negara Republik Indonesia. Faktor itu yang membuat Islam Indonesia bisa hidup rukun dan damai di negara yang terdiri dari beragam agama, suku, ras, dan lain sebagainya.

"Raja Jawa menyebut dirinya Sultan Hamengkubuwono atau khalifatullah ing tanah Jawi. Tapi dengan begitu tidak diartikan bhawa kekhalifahan itu harus tunduk ke pusat-pusat islam dunia seperti Baghdad, Arab, dan lain-lain. Jadi sudah sejak awal penerapan keagamaan dalam konteks politik selalu dikaitkan dengan lokalitas," terang Slamet.

Slamet mencontohkan, sekarang Timur Tengah terpecah antara satu sekte dengan yang lain, antara satu negara dengan negara lain. Sementara umat Islam di Indonesia bisa hidup dalam kedamaian. "Kita bisa hidup dalam kampung kedamaian (darussalam) karena konteks kebangsaan kita sama dengan konteks keislaman," tutur mantan anggota DPR itu.

Ia menjelaskan, Islam yang mengajarkan toleransi dan seimbang merupakan ajaran yang rahmatan lil alamin. Sehingga sekarang muncul pemikiran agar model kehidupan seperti ini, bisa disebarluaskan menjadi tipe ideal peradaban dunia.

Tentunya, lanjutnya, untuk bisa membuat Islam yang damai dan moderat itu harus bisa menerima konsep secara kultural dengan baik. Terutama terkait aspek sosial keagamaan dan ekonomi yang bisa mengangkat derajat dan ciri keislaman itu sendiri. 

Sementara itu, tokoh muda Islam Adnan Anwar beranggapan, Indonesia memang layak untuk mendiseminasikan kiblat Islam di dunia. Karena memang Indonesia adalah negara yang bisa menjaga kerukunan antaragama, meskipun Islam di Indonesia adalah agama yang mayoritas.

"Konsep Islam di Indonesia ditopang dengan keberadaan Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi Islam yg moderat tapi islamnya sangat toleransi terhadap budaya lokal dan perbedaan-perbedaan baik di dalam lingkungan umat Islam maupun di luar. Islam bisa melindungi kaum minoritas," jelas Adnan.

Adnan berharap ada hal positif ketika Indonesia menjadi penjuru dalam mendiseminasikan Islam yang moderat. Terutama juga dalam hal mencegah dan menangkal tindakan terorisme yang semakin marak di dunia.

"Islam rahmatan lil-alamin ini makin lama harus semakin kokoh. Karena gerakan teroris selama ini kan hanya dilakukan oleh sekelompok kecil, dan ini harus dicegah dan jangan sampai membesar. Tentunya akan membawa dampak positif kalau Indonesia dijadikan sebagai contoh dalam mendiseminasikan Islam yang moderat," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement