REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyatakan Indonesia berpeluang menjadi pemimpin dunia Muslim.
"Islam Indonesia yang terbukti ramah dan santun, melindungi minoritas, dan mampu menyelesaikan berbagai persoalan dengan dialog, karenanya semua itu merupakan modal untuk memimpin dunia Muslim," katanya di Jakarta, Sabtu (25/4).
Ia mengatakan mayoritas umat Islam di dunia itu tinggal di kawasan Asia dan Afrika yang saat ini masih menghadapi sejumlah isu krusial. "Karena itu, diplomasi internasional Indonesia dalam membela kepentingan umat Islam harus ditingkatkan," katanya.
Menurut dia, peran sentral Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika harus bisa dimanfaatkan untuk mengatasi persoalan negara-negara Muslim tersebut, termasuk Palestina. Ia mengapresiasi pandangan Presiden Jokowi tentang pentingnya tata dunia baru dengan pentingnya melakukan perombakan dalam struktur PBB atau penyelesaian persoalan Palestina.
"Dulu kita menghadapi kolonialisme, sekarang kita menghadapi hegemoni negara besar," kata Said Aqil. Hal itu, kata alumnus Universitas Ummul Qura, Mekkah, Arab Saudi itu terlihat jelas dari cara negara-negara besar memperlakukan negara-negara kecil.
"Jika negara-negara kecil membuat kesalahan, maka segera saja dikeroyok, tetapi kalau negara besar membuat kesalahan, dibiarkan saja," katanya.
Ia mencontohkan serangan Amerika Serikat atas Irak tanpa mandat PBB yang sampai sekarang masih meninggalkan luka mendalam berupa konflik antara kelompok Sunni dan Syiah dan belakangan merebaknya ISIS. Di sisi lain, lanjut Said Aqil, di internal umat Islam juga harus ada perbaikan agar tidak mudah terlibat konflik antarsesama, lebih-lebih diadu domba oleh pihak lain.
"Betapa mubazir nyawa umat Islam atau nyawa bangsa Arab. Israel dengan tenangnya melihat konflik di Arab. Dia sendiri akan semakin kuat," katanya.