REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ilmu fisioterapi yang diterapkan dalam perusahaan-perusahaan dapat meningkatkan peran ergonomi dan kesehatan keselamatan kerja (K3) para tenaga kerja. Sehingga tenaga kerja dapat bekerja secara aman dan menghasilkan produktivitas yang maksimal.
Demikian ditandaskan Hilmi Zadah Faidlullah, dosen Prodi Fisioterapi Stikes Aisyiyah Yogyakarta kepada ROL di sela-sela seminar fisioterapi di Yogyakarta, Sabtu (25/4). Seminar menampilkan pembicara Dr Wattana Jalayondeja dari Mahidol University Thailand dan M Ali Imron, Ketua Prodi Fisioterapi Stikes Aisyiyah Yogyakarta.
Lebih lanjut, Hilmi mengatakan saat ini ilmu fisioterapi belum banyak dikenal masyarakat. Sehingga seminar ini dimaksudkan untuk memperkenalkan ilmu fisioterapi kepada masyarakat luas.
Dijelaskan Hilmi, gangguan otot (muskoloskletal disorder) di tempat kerja semakin mengalami peningkatan. Akibat gangguan otot, para pekerja tidak bisa bekerja secara maksimal. Karena itu, perlu ada pendekatan ilmu ergonomis dan kesehatan keselamatan kerja.
"Tenaga kesehatan yang fokus mengembangkan, memulihkan, memelihara, kemampuan gerak dan fungsi tubuh adalah fisioterapist. Ilmu yang digunakan biomekanika dan kinesiologi," kata Hilmi.
Dalam penerapan pada Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) dan Egonomi di perusahaan, kata Hilmi, fisioterapist memberikan pelayanan bagaimana cara yang tepat, baik serta menghindari cedera saat bekerja. Sehingga angka kecelakaan kerja dapat ditekan atau bahkan dihindari.