REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Mahkota Insan Cita (YMIC)menilai bahwa para pemangku kepentingan dan masyarakat harus menjadikan bonus demografi sebagai anugrah. Karena, terjadinya bonus demografi adalah masa yang menentukan keberlangsung kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ketua YMIC, Hanifah Husein Ferry Mursidan mengatakan, Bonus demografi ini akan menjadi anugerah bila diraih dengan kerja keras dan perencanaan. “Jika tidak, maka negeri ini terpuruk pada situasi genting dan bahkan dapat menimbulkan disintegrasi dan tentu itu tidak diinginkan oleh siapapun dari kita,” ujarnya usai ditemui pada seminar bertema 'Bonus Demografi Antara Anugerah dan Musibah', Senin (27/4).
Ia menjelaskan, beberapa bidang yang menjadi kunci keberhasilan pemanfaatan bonus demografi dan menjadi anugrah pendidikan, kesehatan, ekonomi, ketenagakerjaan, dan hukum. Untuk itu, dalam mengambil segenap kebijakan, ia menegaskan bahwa pemerintah perlu berbasis pada kependudukan.
“Karena penduduk dan kesejahteraannya adalah tujuan dari kehidupan bernegara. Oleh karena itu, jumlah penduduk harus dikendalikan,” katanya.
Bonus Demografi adalah bonus yang dinikmati suatu negara sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun) dalam evolusi kependudukan yang dialaminya. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengatakan, Indonesia berpeluang mengalami bonus demografi dalam kurun waktu tahun 2012 hingga 2030. Namun, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.