Jumat 01 May 2015 12:18 WIB
Peringatan Hari Buruh

Buruh Minta Kenaikan KHL Jadi 96 Item

Sejumlah buruh dari Serikat Pekerja Nasional (SPN) berunjuk rasa di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jawa Timur, Kamis (30/4). (ANTARA/Didik Suhartono)
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Sejumlah buruh dari Serikat Pekerja Nasional (SPN) berunjuk rasa di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jawa Timur, Kamis (30/4). (ANTARA/Didik Suhartono)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah buruh istirahat sejenak melakukan aksi di depan Istana Merdeka, Jakarta guna melaksanakan ibadah shalat Jumat terlebih dahulu dan rencananya akan melanjutkan aksinya setelah Jumatan. "Jumatan dulu di sini (area dekat Istana Merdeka). Nanti dilanjutkan aksinya," kata Koordinator Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPN) Slamet Kaswanto di area Istana Merdeka, Jakarta, Jumat, (1/5).

Rencananya, KSPN akan melanjutkan orasinya setelah Jumatan dengan berbagai tuntutan. Beberapa tuntutan mereka seperti penghapusan jaminan kesehatann BPJS karena dianggap terlalu banyak masalah dalam pelaksanaannya. Tuntutan lainnya, mereka meminta penaikkan jumlah komponen hidup layak (KHL) menjadi sebanyak 96 item dari 60 KHL. Menurut Slamet, 96 item itu merupakan standar terendah yang memberikan kesejahteraan bagi buruh.

"Sebanyak 96 KHL saja masih standar, bagaimana jika hanya 60 KHL seperti sekarang ini tentu tidak cukup. Apalagi 60 KHL itu hanya standar bagi seorang pekerja lajang, bukan buruh yang sudah berkeluarga," kata dia.

Sementara itu selain KSPN, sejumlah kesatuan buruh sudah terlebih dahulu menyiapkan diri untuk ibadah sholat Jumat dengan menuju masjid terdekat. Kebanyakan buruh menuju dua tempat Jumatan yaitu di Masjid Istiqlal dan lapangan dekat Istana Merdeka.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement