REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Ratusan rumah di lima kelurahan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, terendam banjir yang terjadi Sabtu (2/5) sekitar pukul 14.00 WITA.
Berdasarkan pantauan ketinggian air yang merendam rumah penduduk di Kelurahan Seganteng, Babakan dan Pagutan, mencapai paha orang dewasa, sedangkan di Kelurahan Kekalik dan Batu Ringgit, mencapai satu setengah meter.
Data sementara yang diperoleh dari Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, menyebutkan rumah penduduk yang terendam banjir di Kelurahan Seganteng dan Babakan lebih dari 100 kepala keluarga (KK), Pagutan 50 KK, Kekalik 59 KK, dan Kelurahan Batu Ringgit 55 KK.
Komandan TRC BPBD Kota Mataram Suhaili, mengatakan banjir tersebut disebabkan meluapnya air sungai Unus di Kelurahan Babakan dan sungai Ancar di Kelurahan Kekalik, serta sungai Brenyok di Kelurahan Batu Ringgit.
"Meluapnya air sungai disebabkan terjadinya hujan lebat di hulu Lombok Barat, sehingga terjadi banjir kiriman, ditambah adanya hujan lebat di Kota Mataram," katanya.
Ia mengatakan penduduk di Kelurahan Babakan dan Seganteng yang menjadi korban banjir memilih bertahan di rumahnya karena khawatir akan harta benda.
Sementara di Kelurahan Pagutan, Kekalik dan Batu Ringgit, sebagian sudah mengungsi ke tempat ibadah (masjid). "Yang paling parah banjirnya di Kelurahan Batu Ringgit, semua warga yang terendam rumahnya sudah mengungsi ke masjid," ujarnya.
BPBD Mataram, kata dia, sudah menyiapkan tenda darurat untuk menampung warga yang sewaktu-waktu memilih mengungsi.
Pihaknya juga menyiapkan perahu karet untuk memudahkan evakuasi warga yang menjadi korban banjir. "Kami juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial terkait bantuan bahan makanan bagi korban banjir," kata Suhaili.
Hingga berita ini diturunkan, air yang merendam ratusan rumah penduduk di lima kelurahan itu belum surut.