REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Lomba membuat karikatur Nabi Muhammad SAW di Amerika Serikat menimbulkan reaksi keras dari berbagai negara Muslim, termasuk Indonesia.
Namun, beberapa kalangan non-Muslim banyak yang bertanya-tanya alasan masyarakat Muslim tersinggung dengan kejadian tersebut.
“Sebuah ajaran menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah seorang manusia, bukan Tuhan. Kalau wajahnya digambar dikhawatirkan orang-orang akan menyembahnya layaknya Tuhan,” kata pemimpin Departemen Studi Islam di American University Akbar Ahmed dikutip dari CNN, Selasa (5/5).
Ahmed menyebutkan bahwa prinsip umat Islam adalah hanya menyembah kepada Allah SWT saja. Sehingga larangan adanya penggambaran Nabi Muhammad SAW guna mencegah adanya tindakan menyembah kepada Rasulullah SAW.
Ahmed menambahkan, pelarangan ini bukan datang dari ulama-ulama setelah Nabi. Akan tetapi larangan tidak adanya penggambaran wajahnya datang dari Nabi SAW sendiri sewaktu ia masih hidup.
Nabi saat itu menyadari bila wajahnya digambar, maka akan menimbulkan kesesatan yang dapat menjadikan dirinya sebagai berhala.
"Nabi SAW sendiri menyadari bahwa jika orang melihat wajahnya dan digambarkan oleh orang-orang, mereka akan segera mulai menyembahnya. Jadi Nabi SAW sendiri yang menentang gambar tersebut dan menegaskan dengan rendah hati mengatakan bahwa ia hanya seorang pria biasa,” ujar Ahmed.