Jumat 08 May 2015 00:17 WIB

Bandara Maratua Berau Diresmikan Juni

Pembangunan Bandara Maratua
Foto: www.kaltimprov.go.id
Pembangunan Bandara Maratua

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur akan meresmikan Bandara Maratua di Kabupaten Berau Juni mendatang. Peresmian tersebut untuk mendukung pengembangan objek wisata laut di Kepulauan Derawan.

Kepala Dinas Perhubungan Kaltim H Zairin Zain dalam keterangan tertulis menjelaskan Bandara Maratua yang memiliki panjang landasan pacu 1.400 meter itu dibangun sejak 2011 dengan menghabiskan dana sekitar Rp 92 miliar.

Keberadaan bandara tersebut dapat difungsikan sebagai pertahanan terluar sekaligus menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) karena Kaltim memiliki banyak pulau kecil terluar.

"Selain untuk menjaga NKRI, keberadaan bandara itu juga untuk memperlancar arus masuk wisatawan lokal dan mancanegara di kepulauan yang memiliki sejumlah objek wisata sangat menarik, terutama alam bawah laut," katanya, Kamis (7/5).

Kendati terminal belum dibangun karena statusnya masih perintis, Zairin memastikan Bandara Maratua sudah siap diresmikan.

Pada akhir Mei nanti, Bandara Maratua siap untuk uji coba, terutama pesawat kecil sejenis Susi Air. Hal ini dilakukan karena terlebih dulu adanya verifikasi dari Kementerian Perhubungan.

"Jika sudah ada verifikasi, baru kita bisa mendaratkan pesawat ATR-42 sejenis Kalstar berpenumpang 40 orang yang ditargetkan pada 2016. Tetapi, kalau untuk uji coba pesawat Susi Air sudah bisa akhir Mei ini," jelasnya.

Untuk pembangunan terminal penumpang, Pemprov Kaltim berencana mengusulkan bantuan APBN dari pemerintah. Pemprov juga telah meminta Pemerintah Kabupaten Berau untuk pembebasan lahannya.

"Biaya untuk pembangunan terminal penumpang diperkirakan sekitar Rp 2 miliar," ujar Zairin.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement