Kamis 07 May 2015 23:50 WIB

Kuartal I, Ekonomi Indonesia Diyakini tak Banyak Berubah

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pertumbuhan ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Pertumbuhan ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal dua diyakini 2015 belum banyak berubah. Kepala Ekonom Asia Selatan, ASEAN, dan Pasifik ANZ Glenn Meguire mengatakan, indeks konsumen yang turun di kuartal pertama 2015 tidak banyak berubah di tiga bulan berikutnya.

Perbaikan ekonomi baru akan terlihat pada paruh kedua 2015 saat kepercayaan konsumen membaik dan belanja pemerintah cair, meski itu pun baru Rp7 triliun dari Rp 200 triliun yang direncanakan. ''Pertumbuhan pendapatan domestik bruto (PDB) yang hanya 4,71 persen di triwulan pertama ini juga diprediksi akan tembus 5,25 hingga akhir tahun dengan dibayangi pemulihan kondisi ekonomi Cina dan AS,'' kata Maguire usai memaparkan proyeksi pertumbuhan ekonomi ASEAN, Kamis (7/5).

Menurut Maguire, adalah hal mudah untuk mestimulus pertumbuhan ekonomi jangka pendek. Tapi yang dibutuhkan Indonesia adalah pembangunan jangka panjang.

Sebab itu, pemerintah harus segera merealisasikan pembangunan infrastruktur dan belanjanya.

''Dengan pembangunan infrastruktur yang besar, defisit transaksi berjalan memang akan makin besar karena semua kebutuhan pembangunan adalah barang impor. Ini bisa ditutup dengan menarik modal asing masuk ke Indonesia,'' tutur Maguire.

CEO ANZ Indonesia Joseph Abraham melihat pelemahan ekonomi Indonesia disebabkan pelemahan sektor komoditas, rendahnya manufaktur dan produk bernilai tambah.

Aneka kesempatan dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) harus bisa ditangkap Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang. ''Indonesia harus terbuka untuk modal asing dan SDM ahli dari luar. Jika tidak, mereka akan lari ke Vietnam yang tengah agresif,'' kata Joseph.

Momen ini jadi saat tepat bagi Indonesia mengubah basis ekonomi komoditas jadi manufaktur.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement