REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus partai Demokrat, I Gede Pasek Suardhika menagih janji Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk tak lagi memimpin partai tersebut. Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI itu mengingatkan, komitmen politik mantan presiden ke-6 tersebut, saat 'dipaksa' sebagai ketua umum dalam Kongres Luar Biasa (KLB) partai Demokrat, di Bali 2013 lalu.
Pasek menceritakan, dalam pidato politik pengukuhan kembali sebagai ketua umum, SBY menyatakan, bahwa jabatan tersebut bersifat sementara. Pun SBY, ketika itu diungkapkan Pasek, cuma ingin menjabat ketua umum 'darurat' sampai dengan Kongres ke III.
Selanjutnya, dikatakan Pasek, SBY hanya ingin melihat ketua umum partai bikinannya itu bukan dirinya lagi, dan bukan dari keluarga atau bukan dari garis trah Cikeas. Sebab SBY, kata Pasek, tak suka melihat kader partainya terpukau hanya dengan sosok SBY semata.
"Saya yang minta agar pak SBY menyelamatkan partai Demokrat (ketika itu). Saya yang mengatur agar beliau (SBY) segera diaklamasikan untuk menyelamatkan partai (Demokrat)," kata Pasek, saat diskusi politik, di komplek MPR/DPR RI, Jakarta, Kamis (7/5).
Sebab, ketika itu, dikatakan Pasek, partai Demokrat memang membutuhkan sosok SBY. Meskipun, SBY saat itu menduduki kursi Ketua Dewan Pembina, memungkinkan baginya untuk rangkap jabatan sebagai pengganti Ketua Umum Anas Urbaningrum yang sedang berperkara dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kehancuran internal partai Demokrat ketika itu, sekaligus mengandalkan SBY untuk modal politik Pemilu 2014.
"Seharusnya pak SBY ingat komitmen dan janjinya itu. Beliau (SBY) sudah cukup lah, nggak perlu lagi mengurusi hal-hal teknis seperti ketua umum," ujar Pasek.
Karena itu, Pasek meminta agar pelaksanaan Kongres ke-III partai Demokrat di Kota Surabaya, pekan nanti tak perlu meminta SBY kembali jadi ketua umum. Apalagi, sampai merencanakan untuk melakukan aklamasi, dengan tak memberi peluang adanya kompetisi terbuka bagi kader internal untuk memimpin partai tersebut.
Dikatakan Pasek, cukup dirinya, atau pun Wakil Ketua Majelis Tinggi, Marzuki Ali, atau bahkan Ketua Harian Syarief Hasan, yang menyibukkan diri dengan urusan partai. Sedangkan SBY, lebih pantas untuk dijadikan pelatih atau kader kehormatan di Dewan Pembina partai, seperti janji politiknya.
Seperti diketahui, Kongres partai Demokrat akan dihelat pada 11 sampai 13 Mei mendatang. Salah satu agenda paling penting dalam kongres nanti, ialah memilih ketua umum partai. Sejauh ini, nama SBY memang paling diunggulkan menang. Elit partai tersebut, bahkan merencanakan untuk melakukan aklamasi agar SBY kembali memimpin sampai 2020.