REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gunung Api Karangetang di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara meletus, pada Kamis (7/5) pukul 14.00 WITA.
"Terjadi erupsi disertai guguran lava pijar yang menimbulkan awan panas dan debu vulkanik tebal," ujar Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, Jumat (8/5).
Sutopo melanjutkan, awan panas meluncur dari Gunung Api Karangetang ke sisi timur sejauh empat kilometer. Sedangkan pada Jumat (8/5) pagi, terjadi satu kali luncuran awan panas dengan jarak luncur 2,5 km.
Luncuran awan panas mengarah ke selatan pusat letusan atau mengarah ke Kali Kahetang dan Kali Awang. Saat ini lontaran batu pijar dan awan panas masih terus berlangsung.
"Tidak ada korban jiwa. Sementara jumlah pengungsi sebanyak 465 orang, para pengungsi tersebar di tiga titik pengungsian," katanya.
Pengungsi berasal dari Kelurahan Bebali, Kecamatan Siau Timur yang berada di radius 5 km dari puncak kawah. Pengungsi tidak membawa barang apa-apa karena kejadian mendadak.
Ia menambahkan, masyarakat setempat sudah terbiasa dengan letusan Gunung Api Karangetang. Namun letusan dengan awan panas kemarin cukup besar sehingga masyarakat langsung mengungsi.
Saat ini, BPBD Kabupaten Sitarotelah memberikan pelayanan kebutuhan dasar bagi pengungsi. Pendataan masih dilakukan.
Kebutuhan mendesak yang diperlukan pengungsi antara lain masker, permakanan, lauk pauk, pakaian, selimut, makanan bayi, dan alas tidur.